BNN Kabupaten Nunukan Rekrut 70 Guru Jadi Penggiat Anti Narkoba untuk Lindungi Pelajar

Kepala BNNK Nunukan Anton Suriyadi Siagian. (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Peredaran narkotika jenis sabu di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, semakin massif dan memprihatinkan karena mulai merambah ke kalangan pelajar.

Untuk melindungi pelajar dari narkoba, Badan Nasional Narkotika Kabupaten (BNNK) Nunukan mengajak 70 orang guru sekolah menjadi penggiat anti narkoba dengan tugas memberikan penyuluhan akan bahayanya narkoba.

“Ada 70 orang guru kita rekrut sebagai penggiat anti narkoba, mereka ditugaskan memberikan penjelasan bahaya narkoba terhadap tubuh dan masa depan anak-anak,” kata Kepala BNNK Nunukan Anton Suriyadi Siagian pada Niaga.Asia, Jumat (08/12/2023)

Pengungkapan narkoba yang terus menerus tiap bulan membuktikan wilayah Nunukan sebagai salah satu lokasi berbahaya bahkan masuk zona merah dalam peredaran narkoba di Indonesia.

Sebagai wilayah berbatasan langsung dengan negara Malaysia, Kabupaten Nunukan tidak hanya sebagai lokasi transit peredaran narkoba untuk daerah luar, namun juga sebagai tempat paling mudah dan strategis melakukan bisnis sabu.

“Persoalan ini harus pikirkan bersama. Pengguna narkoba semakin meluas tidak hanya masyarakat berduit, nelayan, pengikat rumput laut dan pelajar mulai mengkonsumsi barang ini,” bebernya.

Untuk memutus mata rantai peredaran, BNNK Nunukan telah membentuk desa bebas narkoba, kampung bebas narkoba, dan saat ini merambah masuk ke dunia pendidikan dengan mengajak guru SD, SMP dan SMA ikut berpartisipasi dalam pencegahan.

Sejumlah guru penggiat anti narkoba menyampaikan kekuatirannya adanya kelompok pemuda setempat yang bisa dengan mudah masuk ke lingkungan sekolah, hal ini dapat membawa pengaruh buruk terhadap pelajar.

“Ada kantin sekolah sering dikunjungi pemuda-pemuda luar sekolah, mereka disana merokok dan menghisap vape yang secara tidak langsung dilihat pelajar,” tuturnya.

Anton menuturkan, pengaruh buruk bagi para pelajar harus dihentikan agar tidak ikut merokok dan menghisap vape, apalagi belakangan hari muncul kasus penggunaan vape dengan kandungan narkoba cair.

“Anak-anak itu begitu mudah datang ke kantin sekolah sambil menawarkan rokok dan vape ke pelajar, ini perlu penanganan cepat,” bebernya.

Laporan – laporan guru penggiat anti narkoba telah disampaikan ke sekolah masing-masing agar segera menutup ruang masuk anak-anak luar sekolah, sekolah juga diminta lebih aktif memberikan pembinaan kepribadian.

Terlepas dari lingkungan sekolah, Anton juga meminta orang tua mengawasi anak-anak dalam hal pergaulan di lingkungan tempat tinggal maupun diluar tempat tinggal, batasi waktu bergaul dan ingatkan akan bahaya narkoba.

“Kerusakan akibat penggunaan narkoba ini sangat dahsyat, tidak hanya organ tubuh yang rusak, mental dan jiwa ikut rusak,” terangnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: