Bontang Sudah Punya 42 Perpustakaan Sekolah Terakreditasi

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bontang, Retno Febriaryanti (Foto Dahlia/ Niaga Asia)

BONTANG.NIAGA.ASIA – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Bontang menyebutkan hinga tahun 2022 Kota Bontang sudah punya 42 sekolah atau 34% yang terakreditasi dan akan terus diprogram hingga semuanya terakreditasi.

“Akreditasi perpustakaan sekolah belum 100 persen, untuk itu pihaknya yang dalam hal ini merupakan pembina di bidang perpustakaan terus berupaya memberikan sosialisasi,” ungkap Kepala DPK Bontang, Retno Febriaryanti pada Niaga.Asia, Kamis (30/3/2023).

Menurut Retno, jumlah sekolah di Bontang dari tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK itu termasuk negeri dan swasta ada 122, sehingga jumlah perpustakaan juga 122. Dari 122 itu sebanyak 42, atau sudah 34 persen lebih.

“Sisanya 66 persen lagi atau 80 perpustakaan lagi,  kami lakukan pembinaan supaya pemilik perpustakaan juga tertarik untuk diakreditasi,” ungkapnya.

Akreditasi perpustakaan sekolah menjadi penting karena memiliki peran paling strategis dalam mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Dengan adanya akreditasi perpustakaan diharapkan bisa membangun semangat dan keseriusan pihak sekolah untuk mengelola perpustakaan.

“Kalau sudah terakreditasi itu masyarakat dan pemustaka yang datang bisa merasa nyaman di perpustukaan tersebut jangan sampai namanya perpustakaan tapi ternyata tidak sesuai standar akhirnya pemustaka jadi malas datang,” jelasnya.

Adapun syarat akreditasi dinilai dari koleksi perpustakaan, sarana dan prasaran perpustakaan, pelayanan perpustakaan, tenaga atau SDM perpustakaan, penyelenggara dan pengelolaan perpustakaan, serta penilaian terkait inovasi dan kreativitas, tingkat kegemaran membaca, hingga indeks pembangunan literasi.

Kendati demikian, Retno menyebutkan jika tiap tahun perpustakaan terakreditasi mengalami peningkatan. Tahun ini, ada 12 sekolah yang akan melakukan akreditasi dan re-akreditasi.

“Karena memang kalau bukan dari kita mendorong dan pimpinan lembaga (perpustakaan) juga berkomitmen maka itu akan sulit. Kita berusaha supaya akreditasi ini menjadi sebuah kebutuhan bagi pemilik perpustakaan, pelan-pelan tapi pasti,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menuturkan bagi sekolah yang akan melakukan akreditasi Perpustakaan Nasional memiliki program akreditasi gratis untuk sekolah yang pertama kali mendaftar.

“Tapi kalau yang re-akteditasi itu sudah tidak gratis. Akreditas ini kan ada masanya misalnya akredistasi A itu masanya hingga 5 tahun jadi setelah 5 tahun pihak sekolah harus melakukan re-akreditasi,” pungkasnya.

Penulis : Kontributor Niaga Asia, Dahlia | Editor : Intoniswan | Advetorial

Tag: