JAKARTA.NIAGA.ASIA – “Dalam rangka percepatan transisi energi, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) terus berupaya mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri dan memberikan kepastian kepada pelaku usaha sektor gas bumi untuk berinvestasi.
Untuk kinerja sub sektor gas bumi, tahun ini, BPH Migas telah menetapkan dua penetapan tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa (sebesar 100% dari target), yaitu penetapan tarif untuk PT Persada Agung Energi dan PT Pertamina Gas untuk PT Petro Kimia Gresik.
Hal itu disampaikan Kepala BPH Migas Erika Retnowati dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja BPH Migas Tahun 2023, Sabtu (30/12) di Bogor, Jawa Barat.
Erika melanjutkan, BPH Migas juga telah mendukung penyediaan energi bersih yang terjangkau melalui penetapan harga gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil.
“Di tahun 2023 ini telah ditetapkan harga gas bumi untuk 6 kabupaten/kota (mencapai 100% dari target). Selain itu, dalam hal pembangunan infrastruktur gas bumi melalui pipa, saat ini telah mencapai 22.478,62 km (sebesar 103% dari target 21.900 km) yang meliputi panjang pipa transmisi sebesar 5.360,46 km, panjang pipa distribusi sebesar 6.241,03 km dan panjang pipa jargas sebesar 10.877,13 km,” lanjut Erika.
Indonesia memiliki target Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada bauran energi nasional pada tahun 2025. Kebijakan ini, yang dipadukan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi hingga 29% pada tahun 2030, merupakan upaya yang jelas menuju sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Dalam berbagai kesempatan berbeda, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menekankan pentingnya gas bumi dalam transisi energi fosil ke EBT yang ramah lingkungan sesuai target Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat. Gas bumi akan menjadi jembatan penerapan EBT seratus persen.
“Bagi Indonesia, selama transisi menuju Net Zero Emission pada tahun 2060, minyak dan gas akan terus memainkan peran penting dalam mengamankan pasokan energi, khususnya di bidang transportasi dan pembangkit listrik. Gas akan digunakan untuk menjembatani 100% penerapan pembangkit energi terbarukan,” kata Arifin pada acara International Convention on Upstream Oil & Gas 2023 (IOG) ke-4 di Bali Kamis, (21/9) lalu.
Menurut Arifin, gas bumi menjadi faktor penting dalam transisi energi di Indonesia dan untuk sebagai respons terhadap peningkatan permintaan dalam negeri, Pemerintah secara aktif mengupayakan perluasan infrastruktur gas untuk memfasilitasi integrasi pasokan dan permintaan yang lancar.
Sumber: Biro KLIK Kementerian ESDM | Editor: Intoniswan
Tag: Gas Bumi