
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Sebaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur selama periode 2020-2024 terlihat tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Sepanjang periode tersebut, Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan kabupaten yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan total PDRB Provinsi Kalimantan Timur, disusul Kabupaten Kutai Timur dan Kota Balikpapan.
Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Timur merupakan wilayah yang memiliki basis ekonomi di sektor primer, terutama pertambangan dan perkebunan. Sementara itu, Kota Balikpapan mengandalkan sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan dan jasa dalam mendukung ekonominya.
Di sisi lain, Kota Samarinda, sebagai ibu kota provinsi, juga menjadi salah satu penggerak ekonomi Provinsi Kalimantan Timur, ditopang sektor perdagangan, serta sektor jasa yang terus mengalami perkembangan positif.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat abgka sementara PDRB 10 kabupaten/kota di Kaltim Tahun 2024 sebesar Rp570,877 triliun, nai dibandingkan tahun 2023, dimana tercatat Rp537,752 triliun.
“Sedangkan angka sementara PDRB Kaltim Tahun 2024 sebesar Rp570,824 triliun, naik dibandingkan tahun 2023, dimana tercatat Rp537,630 triliun,” kata Kepala BPS Kaltim, Dr. Yusniar Juliana, SST, MIDEC dalam laporannya bertajuk “Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha 2020–2024” yang dipublish awal bulan ini.
Secara umum, selain Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Timur, sektor pertambangan dan perkebunan juga mendominasi kabupaten lainnya, seperti Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, dan Kabupaten Berau.
Sementara itu, dominasi industri pengolahan di Kota Bontang tercatat cukup signifikan, yakni industri pengolahan LNG dan industri pupuk yang beroperasi di wilayah ini.
Kabupaten Mahakam Ulu, mencatatkan kontribusi terendah dibandingkan wilayah kabupaten/kota lainnya. Kinerja ekonomi wilayah ini masih didominasi oleh sektor pertanian subsisten.

Menurut Yusniar, selama periode 2020 hingga 2024, terdapat berbagai peristiwa cukup dinamis yang memengaruhi kinerja ekonomi di Kalimantan Timur. Tahun 2021 menjadi awal dari era new normal masyarakat setelah adanya pandemi Covid-19 yang melanda seluruh wilayah di berbagai belahan dunia.
“Pandemi Covid-19 yang sudah semakin tertangani menjadi awal pemulihan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur, yang terus berlanjut hingga tahun- tahun berikutnya. Cakupan vaksinasi yang semakin luas, pelonggaran berbagai aktivitas masyarakat didukung berbagai stimulus ekonomi dari pemerintah mendorong pulihnya ekonomi di wilayah ini.”
Tahun 2022, terjadi konflik Rusia Ukraina dan cuaca ekstrem di beberapa negara yang berdampak pada peningkatan permintaan komoditas batubara. Hal ini memberikan windfall dan mendongkrak kinerja ekspor batu bara wilayah Kalimantan Timur, karena relatif tingginya harga komoditas ekspor di pasar global. Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Timur, sebagai wilayah penghasil batu bara, tumbuh cukup impresif pada periode ini.
“Selain faktor global, terdapat peristiwa domestik yang mendorong tumbuhnya ekonomi di provinsi ini, yakni Penetapan UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN). UU yang telah disahkan ini menjadi dasar pembangunan IKN di Provinsi Kalimantan Timur,” kata Yusniar.

Menjelang akhir tahun 2022, pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) mulai masif dikerjakan. Kabupaten Penajam Paser Utara, mengalami transformasi yang cukup signifikan sejak adanya pembangunan IKN di sebagian wilayahnya. Pertumbuhan ekonomi kabupaten ini melonjak cukup tajam sejak tahun 2022, seiring geliat pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana pendukung IKN.
Peningkatan permintaan komoditas batu bara terus berlanjut hingga tahun 2023. Cuaca ekstrem yang dialami China dan India pada tahun 2023 menyebabkan peningkatan permintaan listrik, dimana kedua negara ini memanfaatkan energi batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Yusniar menambahkan, kabupaten/kota yang ditopang oleh sektor pertambangan batubara tumbuh positif cukup baik. Pembangunan infrastruktur IKN sepanjang tahun 2023 juga terus digenjot. Sampai akhir tahun, berbagai sarana pendukung, seperti bendungan, jalan logistik hingga beberapa gedung perkantoran, hunian untuk ASN telah terbangun.
“Proses pembangunan IKN ini ternyata juga mendorong peningkatan aktivitas sektor lainnya, seperti peningkatan jumlah penumpang angkutan udara, kunjungan wisatawan, hunian kamar hotel, hingga peningkatan pada sektor penyediaan makanan dan minuman. Peningkatan ini terlihat pada kinerja ekonomi Kota Balikpapan dan Kota Samarinda, sebagai kota pendukung IKN, yang tumbuh cukup signifikan,” paparnya.

Berlanjut hingga tahun 2024, dimana kinerja ekonomi Kalimantan Timur masih tumbuh positif, walaupun lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya. Tingginya permintaan komoditas ekspor juga masih dirasakan hingga tahun ini.
Gelombang panas ekstrem di beberapa negara mitra dagang mendorong peningkatan permintaan energi untuk penggunaan pendingin udara. Kinerja ekonomi pada tahun 2024 juga didorong didorong berbagai peristiwa domestik yang terjadi. Aktivitas pembangunan IKN masih terus berlanjut, terutama menjelang Perayaan HUT RI 17 Agustus yang dilaksanakan di IKN.
Dilaporkan pula, pada tahun ini, juga terdapat Pemilu dan Pilkada 2024 yang dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota, berdampak pada peningkatan aktivitas partai politik. Selanjutnya, pada tahun 2024 juga terlihat adanya diversifikasi industri pengolahan di Provinsi Kalimantan Timur.
“Beberapa industri baru terlihat mulai beroperasi, seperti smelter nikel di Kabupaten Kutai Kartanegara, pabrik semen di Kabupaten Kutai Timur serta pabrik amonium nitrat di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Kartanegara,” demikian Yusniar.
Sepanjang periode 2020 hingga 2024, perekonomian Provinsi Kalimantan Timur mengalami dinamika yang cukup dinamis. Peristiwa di tingkat global dan domestik sepanjang periode tersebut memberikan pengaruh pada kinerja ekonomi di masing-masing kabupaten/kota.
Secara umum, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur terkonsentrasi pada beberapa kabupaten/kota, dengan dominasi sektor pertambangan. Meski demikian, juga terlihat adanya perkembangan yang positif pada beberapa sektor lainnya, seperti industri pengolahan dan sektor yang terkait pariwisata.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: PDRB Kaltim