BRIN Kontribusikan Data Terbanyak ke Portal Satu Data Indonesia

FOTO BRIN

JAKARTA.NIAGA.ASIA  – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)menjadi kontributor data terbanyak dalam portal Satu Data Indonesia, total set mencapai 4042. Data tersebut merupakah data repositori ilmiah nasional (RIN) yang ada sejak BRIN belum berdiri, atau data hasil integrasi dari 5 entitas, yaitu LIPI, BATAN, LAPAN, BPPT, dan Kemristekdikti/BRIN.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko  mengatakan itu saat hadir didampingi Kepala Pusat Data dan Informasi BRIN, Hendro Subagyo dalam seremoni  kegiatan Sekretariat Satu Data Indonesia Tingkat Pusat, Kementerian PPN/ Bappenas meluncurkan portal Satu Data Indonesia (SDI) pada seremoni yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat (23/12). Portal SDI, menjadi media bagi-pakai data secara nasional melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Hendro juga menyebutkan, pada 2023 dan seterusnya, data dari BRIN akan memberikan kontrubusi data lebih banyak lagi. “Data RIN akan berkontribusi lebih banyak lagi, mengingat telah diterbitkannya peraturan Kepala BRIN mengenai Wajib Serah dan Wajib Simpan,” imbuhnya.

Dalam integrasi data nasional ini, Bappenas berperan sebagai CDO (chief data officer) yang mengorganisir serta mengorkestrasi pengelolaan dan integrasi data. Sementara, proses pengelolaan termasuk pengumpulan, pengolahan, dan seterusnya sampai diseminasi, harus memperhatikan keamanan cyber yang dikomandani BSSN.

Menteri PPN/ Bappenas, Suharso Monoarfa, selaku Ketua Dewan Pengarah, dalam sambutannya mengatakan, grand launching tersebut merupakan manifestasi dan pengakuan terhadap pentingnya data yang menjadi wajah dari portal SDI. Portal ini untuk mengimplementasikan Peraturan Presiden Nomor 39 tahun 2019 tentang SDI.

SDI bertujuan mengefisiensikan pemanfaatan data melalui sistem yang terkoneksi dan terintegrasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Suharso mengatakan, penatakelolaan ini untuk menyajikan data yang akurat, mutakhir, dan mudah diakses.

Hal tersebut karena selama ini belum ada keseragaman data yang diproduksi instansi satu dengan lainnya untuk satu sumber data.

”Masih terdapat ego sektoral yang cukup besar lantaran beragamnya cara metodologi yang digunakan sehingga data tidak bisa dijadikan sumber untuk pengambilan keputusan,” ungkap Suharso.

Maka, menurutnya, Indonesia sangat memerlukan sebuah standarisasi data baik konsep maupun metodologi, sehingga bisa dituangkan ke dalam metadata yang baku untuk dijadikan referensi yang disepakati. Seluruh data pemerintah bermuara di alamat data.go.id.

”Portal ini diharapkan bisa berfungsi sebagai market place data pemerintah yang mempertemukan supply dan demand terhadap data. Karena itu portal ini harus terhubung di seluruh portal data di masing – masing kementerian/ lembaga,” jelasnya. Cita – citanya, portal tersebut menjadi single sourch of truth and the ultimate source of government data in Indonesia.

Setahun ini, sekretariat SDI telah berkoordinasi mempersiapkan portal tersebut melalui berbagai kegiatan. Mulai dari sosialisasi dan asistensi, talkshow, serta workshop gotong royong dalam rangka penyusunan regulasi. Berbagai instansi terlibat, yaitu BPS, Kementerian Keuangan, BIG, dan termasuk juga BRIN dalam pengintegrasian data berbasis elektronik ini.

Sebagaimana Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan, Rudy S Prawiradinata, selaku Koordinator Forum SDI, sejauh ini sudah banyak yang dicapai dari segi penguatan pondasi.

Data lintas sektoral ini sebagai data induk referensi Launching portal menjadi satu kebijakan untuk semua pihak di masa mendatang. Di Era serba digital, data sebagai salah satu kebutuhan utama.

Untuk itu, berbagai aplikasi dibangun baik yang dilakukan pelaku ekonomi maupun pemerintah untuk menghasilkan data terpusat. Seperti disampaikan Oktorialdi, Staf Ahli Bidang Pemerataan dan Kewilayahan, selaku Koordinator Sekretariat Satu Data Indonesia tingkat Pusat.

Saat ini sudah tersedia sistem katalog SDI data dengan berbagai aplikasi. Sistem katalog data nasional ini berisi metadata dan link ke sumber daya dengan kemampuan interoperabilitas yang tetap disimpan dan dikelola oleh masing – masing kementerian/ lembaga.

Ke depan, Suharso berencana, akan membangun pusat – pusat data dengan berkolaborasi bersama SPBE untuk menyajikan data yang kredibel, valid, dan mudah diakses.

Sumber: Humas BRIN | Editor: Intoniswan

Tag: