Budi Daya Rumput Laut, Peluang Bisnis Menjanjikan di Pesisir Kukar

aa
Petani rumput laut sedang memanen rumput laut. (Dok/niaga.asia/Budi Anshori)

TENGGARONG.NIAGA.ASIA — Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) berkomitmen mengembangkan Program Pertanian Dalam Arti Luas Berbasis Kawasan.

Melalui visi dan misi Kukar Idaman yang inovatif, berdaya saing dan mandiri, Bupati Kukar Edi Damansyah dan Wakil Bupati Rendi Solihin memprioritaskan pembangunan pertanian dalam arti luas itu sebagai salah satu program unggulannya.

Program ini juga telah ditetapkan dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2021-2026. Salah satu yang dikembangkan adalah budi daya rumput laut, yang bisa menjadi usaha menjanjikan di Kukar.

Rendi Solihin bilang, budi daya rumput laut telah memberikan dampak besar bagi sebagian nelayan Kukar. Sebelumnya, mereka adalah pencari ikan. Solar yang terkadang langka, membuat nelayan kesulitan berlayar mencari ikan dan beralih profesi jadi pembudi daya rumput laut.

“Rumput laut sekarang membawa berkah bagi nelayan di wilayah pesisir Kukar,” kata Rendi.

Total empat kecamatan di Kukar yang miliki potensi besar pengembangan rumput laut, dan selama dua tahun terakhir perkembangannya terhitung pesat. Keempat kecamatan itu adalah Samboja, Muara Badak, Marangkayu, dan Muara Jawa.

“Kami akan fokus mengembangkan rumput laut,” ujar Rendi menegaskan.

Pemkab Kukar juga tengah membangun pabrik pengolahan rumput laut, yang akan dimanfaatkan untuk membantu masyarakat memproduksi berbagai hasil olahan rumput agar bisa dipasarkan, baik dalam maupun luar negeri. Pabrik rumput laut tersebut dibangun di Kecamatan Muara Badak, salah satu wilayah pesisir di Kabupaten Kukar.

Pembangunan ini dilakukan untuk menjamin hasil panen nelayan. Tujuan akhirnya untuk dapat meningkatkan perekonomian pembudi daya rumput laut.

Wakil Bupati Kutai Kartanegara Rendi Solihin (istimewa)

“Dengan pabrik sendiri nelayan rumput laut kita bisa mandiri,” Rendi Solihin menambahkan.

Salah satu pembudi daya rumput laut, Ramlan menerangkan, 26 orang memutuskan terjun mengelola 102 hektare lahan rumput laut jenis Gracilaria di Desa Salok Palai, Kecamatan Muara Badak. Lelaki yang menjadi ketua kelompok pembudi daya ikan Salo Sumbala Sejahtera ini mengungkapkan bisa meraup keuntungan hingga ratusan juta per bulannya.

Ramlan memutuskan berbisnis di bidang ini sejak 2017 lalu. Alasan utamanya karena tak sulit mencari dan membudidayakan tanaman bawah laut tersebut.

Menurutnya, satu hektare lahan bisa menghasilkan 1 ton rumput laut setiap bulannya, dengan omzet sekitar Rp5 juta. Dari itu, akan disisihkan Rp2 juta untuk modal budi daya selanjutnya.

Artinya, pembudi daya rumput laut mendapat keuntungan bersih Rp3 juta. Bila dikalikan 102 hektare lahan, maka diperkirakan keuntungan 26 pembudi daya bisa mencapai sekitar Rp306 juta. Ramlan menyebut, membudi dayakan rumput laut tidaklah sulit, karena bibitnya tidak perlu diberi penanganan khusus.

“Pembudidaya hanya perlu menyediakan jaring sebagai tempat pengembangannya,” tukasnya.

Disampaikannya, Pemkab Kukar turut andil membantu pengembangan potensi usaha ini melalui sejumlah fasilitas pendukung. Tahun 2018 lalu, Ramlah mengaku, pihaknya menerima 150 kilogram bantuan bibit rumput laut dari pemerintah daerah.

Selain itu, bimbingan menjadi pembudi daya profesional dan kerja sama dengan berbagai pihak pun dilakukan untuk mengembangkan kemampuan.

“Kemajuan ekonomi pesisir Kukar salah satunya berasal dari pengembangan rumput laut,” demikian Ramlan. (adv/Prokom)

Penulis : Amalia | Editor : Saud Rosadi

Tag: