Bukan Cuma Efisiensi, Penurunan Penumpang di Bandara Samarinda Juga Imbas Harga Tiket

Penumpang yang berpergian melalui Bandara APT Pranoto Samarinda, 11 Mei 2024. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Penurunan jumlah penumpang di Bandara APT Pranoto dinilai bukan hanya karena imbas efisiensi belanja pemerintah, melainkan harga tiket penerbangan dari dan ke Samarinda.

Di bandara yang ada di utara kota Samarinda itu, sebelum berlaku kebijakan efisiensi, penumpang harian rata-rata mencapai sekitar 3.000 orang per hari. Namun, saat ini jumlah penumpang menurun menjadi sekitar 1.500 orang per hari.

Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji berpendapat, penurunan jumlah penumpang itu bukan karena kebijakan efisiensi anggaran saja, melainkan banyak faktor lain yang memengaruhil. Salah satunya permasalahan harga tiket pesawat yang ditawarkan dari masing-masing maskapai penerbangan.

“Saya pikir bukan masalah itu, saya pikir ada masalah di harga, sehingga masyarakat tidak bisa naik pesawat. Itu juga harus dikoreksi jangan sampai harga pesawat, contohnya harga tiket Garuda dan Lion Air sama,” kata Seno, ditemui di Gedung Utama B DPRD Kaltim Jalan Teuku Umar, Samarinda, belum lama ini.

Menurut Seno, efisiensi anggaran ini berlaku pada pengurangan 50 persen perjalanan dinas untuk pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kaltim.

“Semua masyarakat kan bukan pegawai negeri, efisiensi itu hanya untuk pegawai negeri yakni kita buang 50 persen perjalanan dinas. (Meski dikurangi) tapi kan seharusnya masyarakat juga masih ada (yang berpergian melalui Bandara APT Pranoto),” ujar Seno.

Oleh karena itu, sebaliknya, efisiensi anggaran ini justru memberikan dampak positif bagi stabilisasi perekonomian daerah dan memastikan dana yang ada dapat dialokasikan secara tepat sasaran.

“Efisiensi diperlukan karena semuanya untuk kepentingan rakyat, supaya ekonomi tidak tercerai-berai makanya kita fokuskan. Saya pikir tidak ada masalah,” ujarnya.

Selain itu, Seno juga menyampaikan bahwa selama efisiensi anggaran, tingkat hunian pada sektor perhotelan juga tidak berdampak signifikan.

“Hotel ternyata masih aman. Saya tanyakan beberapa hotel tingkat huniannya masih cukup bagus,” demikian Seno Aji.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: