SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Budi Widihartanto, menyampaikan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kalimantan Timur pada bulan Oktober 2024 tercatat mengalami inflasi sebesar 1,75% (yoy) atau 1,08% (ytd) yang masih masuk kedalam rentang target inflasi nasional 2,5 ± 1%.
“Kondisi ini sejalan dengan tren penurunan inflasi nasional sejak bulan Mei 2024. Adapun penyumbang inflasi secara tahunan adalah kelompok Makan, Minum dan Tembakau. Di sisi lain, pergerakan IHK Kalimantan Timur pada bulan oktober mengalami deflasi sebesar 0,16%(yoy),setelah pada bulan September mengalami inflasi,” kata Budi Widihartanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/11/2024).
Menurut Budi, deflasi disebabkanoleh melimpahnya pasokan pangan khususnya sayur mayur di wilayah Kalimantan Timur, diikuti dengan penurunan harga BBM serta normalisasi permintaan pasca gelaran nasional mau lokal pada bulan September 2024.
“Deflasi Kaltim periode Oktober 2024 utamanya disumbangkan oleh kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil deflasi sebesar 0,24% (mtm),” sambungnya.
Deflasi pada kelompok ini utamanya disumbangkan oleh komoditas kangkung, ikan layang, bayam, cabai rawit, sawi hijau dan berasseiring dengan masuknya periode panen beberapa wilayah sentrapangan.
Ditambahkan Budi, deflasi lebih lanjut ditahan oleh kelompok Penyediaan Makanan danMinuman/Restoran dan Kelompok Perawatan Pribadi dan jasa lainnya yang sejalan dengan harga emas secara global.
Upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus dilakukan untuk menjaga stabilitas inflasi di Provinsi Kaltim oleh TPID se-Kaltim.
Guna memastikan ketersediaan pasokan terus melakukan produksi pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani melalui berbagai program antara lain: mekanisasi pertanian, bantuan pupuk,bantuan sarana dan prasarana tani kepada kelompok tani di wilayah Kalimantan Timur.
Upaya untuk menjaga keterjangkauan harga melakukan upaya monitoring dan stabilisasi untuk komoditas-komoditas tertentu yang berpotensi sebagai penyumbang inflasi. Untuk Kelancaran distribusi, TPID terus mendorong peningkatan kualitas konektivitas antar daerah dan jalan tani pada sentra-sentra pangan Kalimantan Timur.
“Sebagai penguatan komunikasi efektif, Komunikasi antar TPID Se-Kaltim terus dilakukan melalui rapat koordinasi untuk mengambil langkah konkret, mensosialisasikan diversifikasi pangan dalam rangka mendukung penguatan ketahanan pangan di Kalimantan Timur dan peningkatan kesejahteraan petani serta keluarga,” papar Budi.
Ke depan, TPID Provinsi Kaltim akan terus berkolaborasi dan dalam menjalankan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, serta komunikasi efektif)dan juga mendorong strategi yang mendukung pada peningkatan kesejahteraan petani di Kalimantan Timur.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: Cabai