BUMDes Sri Bangun Kukar Kelola Kolam Renang dan Outbond

Usaha kolam renang milik BUMDes Bersama Kukar.

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, mengelola penyertaaan modal dari dua desa senilai Rp700 juta untuk pembukaan plus pengembangan objek wisata kolam renang dan outbond.

“Saat ini pemasukan per bulan rata-rata Rp15 juta. Untuk masuk ke lokasi objek wisata gratis, tapi bagi pengunjung yang ingin berenang dan ke arena bermain balon, tiketnya Rp10 ribu per kepala, sementara pemancingan ikan nila Rp35 ribu per kg,” ujar Faisal, Direktur BUMDes Bersama Sri Bangun, di Kota Bangun dalam rilisnya, Kamis (30/7/2020).

BUMDes Bersama ini didirikan oleh dua desa di Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kukar, yakni Desa Liang Ulu dan Desa Liang Ilir. Dua desa ini sepakat melahirkan BUMDes Bersama Sri Bangun dengan unit usaha berupa wahana bermain dan outbond, karena di kawasan itu belum ada lokasi yang representatif untuk wahana rekreasi sekaligus yang sifatnya edukatif.

Perencanaannya dimulai sejak tahun 2018 yang kemudian tahun 2019 kedua pemerintah desa sepakat mengalokasikan anggaran Rp400 juta, atau masing-masing desa sebesar Rp200 juta sebagai penyertaan modal bagi BUMDes Bersama Sri Bangun.

Usaha outbond milik BUMDes Bersama Kukar.

Anggaran sebesar itu digunakan untuk pematangan lahan seluas 2 hektare dan pembangunan wahana wisata seperti kolam renang, arena balon, pemancingan, dan outbond sehingga arenanya di tahun ini sudah dimanfaatkan.

Tahun ini, kedua desa juga kembali sepakat menambah modal usaha sebesar Rp300 juta atau masing-masing desa senilai Rp150 juta, sehingga total modal usaha yang masuk ke BUMDes Bersama Sri Bangun mulai 2019 hingga 2020 senilai Rp700 juta.

Tambahan modal usaha dari masing-masing desa di tahun ini digunakan untuk pengembangan kawasan wisata, terutama untuk penataan wahana outbond seperti gazebo, rumah pohon, jalan, dan jembatan titian dari lokasi outbond ke pemancingan.

Ia juga mengatakan bahwa pihaknya sudah sepakat dalam pembagian hasi usaha, yakni untuk Pendapatan Asli Desa (PADes) 25 persen, tunjangan pengurus 10 persen, bantuan sosial 10 persen, dan peningkatan SDM pengelola 5 persen.

“Alhamdulillah warga yang datang ke lokasi ini selalu ada setiap hari meski tidak banyak, bukan hanya pengunjung dari desa setempat dan terdekat, tapi juga dari desa lain. Kami selalu mengingtkan pengunjung untuk taat pada protokol kesehatan demi kenyamanan bersama,” ucap Faisal. (*/001)

Tag: