Bupati Nunukan Temui Kelompok Tani di Mamolo

Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura secara simbolis menyerahkan aneka bantuan kepada  kelompok tani di Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Seimenggaris. (Foto Dok Prokompim/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Bupati Nunukan, Kalimantan Utara, Hj Asmin Laura Hafid membahas masalah persoalan dan aneka kendala di bidang pertanian bersama masyarakat dan kelompok tani di Mamolo, Kelurahan Mansapa, Kecamatan Nunukan Selatan.

“Ini silaturahmi pemerintah daerah dengan masyarakat tani. Persoalan pertanian kita diskusikan bersama untuk mencari solusi agar pertanian masyarakat makin maju, produktivitas meningkat,” kata Laura dalam acara silaturahmi yang berlangsung, Jum,at (18/10/2204).

Sebelum rembug tani di Mamolo Nunukan, Bupati Nunukan bersama kepala DKPP Nunukan, Muhtar bertemu dengan kelompok tani Desa Sekaduyan Taka Kecamatan Seimenggaris dan sekaligus memberikan aneka bantuan.

Bantuan yang diserahkan bupati kepada petani  secara simbolis berupa benih padi sawah sebanyak 800 kg, benih padi gogo untuk 20 hektar sebanyak 300 kg, benih jagung, pupuk MGO, pupuk NPK, hand traktor sebanyak 2 unit, pompa air 3 unit, dan bantuan jalan usaha tani sebanyak 12 paket.

Menurut Laura, guna mendukung sektor pertanian, Pemerintah Nunukan mendorong terbentuknya Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Rembug tani masuk dalam program Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Nunukan.

Selama tahun 2024, Pemerintah Nunukan telah melaksanakan tiga  kali rembug tani. Dari rembug itu dihasilkan berbagai macam solusi dan permintaan  bantuan dari petani dalam rangka  meningkatkan perekonomian mereka.

Sepanjang tahun 2023 – 2024 Pemerintah Nunukan telah memberikan bantuan benih padi, bibit ternak, pupuk, alat mesin pertanian serta pembangunan jaringan irigasi dan jalan usaha tani.

“Kita carikan solusi agar ke depan pertanian di Mansapa dan di kabupaten Nunukan lebih maju,” tuturnya.

Laura juga mengajak masyarakat di pulau Nunukan dan Sebatik kembali mengolah lahan-lahan persawahan yang sempat ditinggalkan hingga terbengkalai akibat berpindah ke pekerjaan lain.

Hingga sekarang secara umum produksi pertanian  belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, padahal Nunukan memiliki lahan yang cukup luas dan bisa digarap untuk  pertanian, baik padi maupun sayuran.

“Hasil panen padi dan sayuran di Nunukan masih rendah, makanya pedagang setiap minggu   mendatangkan bahan pangan dari Sulawesi atau Malaysia,” ungkapnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan | Advertorial

Tag: