SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Penjual kerajinan pernak pernik Dayak di Samarinda terus bertahan di era modern saat ini. Omzet mereka bahkan tembus hingga Rp 10 juta per bulannya.
Sslah satunya, pernak pernik yang dijual Rosalinda, atau akrab disapa Oca, di sekitaran Lamin Adat Pemung Tawai, Desa Budaya Pampang, Samarinda Utara. Wanita 21 tahun itu berjualan pernak pernik Dayak yang menjadi usaha turun temurun sejak 2003 lalu.
“Usaha ini sudah lama. Dari nenek saya terus turun ke ibu saya, dan terakhir ke saya. Kurang lebih 20 tahunan usaha ini berjalan,” kata Oca, ditemui niaga.asia dalam perbincangan Sabtu (24/8).
Oca bilang, pembuatan pernak-pernik Dayak ini diproduksi sendiri setiap harinya, dengan memperkerjakan 20 orang pengrajin manik-manik dari masyarakat sekitar, yang telaten merajut manik-manik.
“Setiap harinya saya membuka lapak meja di samping Lamin adat ini, dan ini produksi rumahan sendiri,” ujar Oca.
Dalam sebulan, penjualan pernak-pernik Dayak yang dia jalani mampu meraup omzet hingga Rp10 juta. Harga pernak pernik bervariasi, mulai dari Rp 5 ribu.
“Mulai dari Rp5 ribu untuk gantungan kunci, sampai Rp10 juta paling mahal untuk Mandau,” sebut Oca.
Untuk waktu pengerjaan kerajinan pernak pernik itu, juga bervariasi. Oca mencontohkan, pengerjaan satu kopiah manik-manik membutuhkan waktu 7 hari, dan untuk pengerjaan gelang biasa menghasilkan 100 gelang per harinya.
“Yang paling lama itu baju dan topi manik-manik, bisa sampai berbulan-bulan satu kopiah atau topi,” terang Oca.
Pemasaran produk manik-manik yang dijual Oca ternyata tidak hanya menggelar lapak di samping Lamin, melainkan juga secara online melalui media sosial Instagram.
“Pembelinya ada dari daerah luar juga seperti Balikpapan dan Tenggarong, ada pesan ke kami juga,” sebut Oca lagi.
Sederetan pernak pernik yang paling disukai pengunjung Lamin atau wisatawan, menurut Oca adalah topi Dayak, anting, gelang dan kalung syal. Alasannya karena barang atau produk itu bisa digunakan saat momen atau acara penting.
Tak hanya berjualan pernak-pernik Dayak. Oca juga menyediakan penyewaan baju Dayak semua ukuran mulai dari size S hingga XL, yang dibanderol dengan harga Rp75 ribu hingga Rp100 ribu per pakaian.
“Kadang ada wisatawan yang datang ke sini mau foto di Lamin adat, terus sewa baju adat di kami. Kisaran harga sewanya dari Rp75 sampai Rp100 ribu. Tapi kalau yang sewa sampai 20 orang, kita ada potongan harga,” jelas Oca.
Selain berjualan di sekitaran Lamin Pemung Tawai Desa Budaya Pampang, Oca juga kerap berjualan di berbagai event besar lainnya seperti pesta panen maupun event-event yang diinisiasi oleh pemerintah.
“Kalau acara besar malah kurang pendapatannya, karena banyak pesaing yang jualan. Ramainya kalau di hari-hari biasa yang beli sesama orang Dayak Kenyah juga,” demikian Oca mengakhiri perbincangan.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: Desa Budaya PampangKisah InspiratifSamarindaUMKM