NUSANTARA.NIAGA.ASIA – Program pelatihan bercocok tanam hidroponik di kawasan Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur yang dilakukan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan didukung oleh Otorita Ibu Kota Nusantara membuahkan hasil. Warga di wilayah Nusantara, tepatnya di Desa Suka Raja, Kecamatan Sepaku yang kini aktif menanam sayuran seperti pokcoy dan salada dengan cara hidroponik sukses meraih keuntungan.
“Berkat pelatihan saya sukses menanam pokcoy dan salada. Sekarang setiap panen saya bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp 3 juta-Rp 4 juta,” kata Sri Sudarwati.
Perempuan berusia 47 tahun ini merupakan warga asli Sepaku, Penajam Paser Utara.
“Saya lahir di sini jadi bisa dibilang orang asli, orang tua saya transmigran dari Jawa,” kata Sri yang sebelumnya selama 16 tahun pernah menjadi pegawai honorer di Kutai Kartanegara.
Setelah tak lagi menjadi pegawai honorer, Sri tertarik untuk pulang kampung ke Desa Suka Raja, untuk membuka usaha pada tahun lalu.
“Karena rumah saya berada di wilayah IKN, selain ingin merawat orang tua, saya melihat ada peluang usaha,” ujarnya.
Namun demikian dia masih kebingungan untuk memulai jenis usaha yang hendak dia jalani. Sambil berpikir, dia lalu coba menanam sayuran secara hidroponik.
“Awalnya hobi saja, Alhamdulillah Juli tahun lalu ada pelatihan, lalu saya ikut,” terang Sri.
Bersama 32 warga lainnya, Sri mengikuti pelatihan berkebun hidroponik tahap pertama pada Juli 2022. Pelatihan ini digelar untuk meningkatkan kompetensi masyarakat (upskilling). Tujuannya masyarakat lokal bisa berpartisipasi dalam pembangunan Nusantara dan merasakan langsung manfaatnya secara ekonomi. Selain keterampilan hidroponik juga ada pelatihan lain seperti menjadi barista, menjahit juga membuat kue dan roti.
Banyak warga yang tertarik ikut pelatihan hidroponik, karena selain relatif mudah dan tak perlu modal atau area yang luas.
“Awalnya coba dengan satu meja dulu, eh ternyata bisa mendapatkan Rp 1 juta,” ujar Sri.
“Wah lumayan juga, sejak itu saya semakin serius untuk mengembangkan dan mengajak teman-teman lain, yang warga sekitar sebanyak 12 orang,” Sri menambahkan.
Kemudian para petani yang tergabung dalam Kelompok Hidroponik Nusantara memasarkan sendiri hasil kebunnya ke pasar Sepaku. Awalnya para pedagang menolak karena harganya cukup tinggi dibandingkan sayuran yang non-hidroponik. Para petani menjualnya seharga Rp 8 ribu per pak, isinya sayuran dari 3-4 lubang tanam. Namun lambat laun, hasil kebunnya diterima dan laris. Bahkan kesulitan memenuhi permintaan pasar.
Menurut Sri, seiring dengan pesatnya pembangunan Nusantara, semakin banyak pekerja yang datang membuat kebutuhan sayuran meningkat. Inilah yang membuat sayurannya selalu habis.
“Padahal potensi pasar masih besar, ada kebutuhan salada di Balikpapan yang belum bisa dipenuhi, ada permintaan 100-200 pak setiap hari,” tambahnya.
“Alhamdulillah, baru dapat tambahan modal dari perusahaan BUMN, jadi saya bisa menambah greenhouse bersama teman-teman kelompok,” katanya bersemangat.
Ketua Kelompok Hidroponik Nusantara Misno Prasetyo mengatakan potensi pasar di wilayah Nusantara memang kian meningkat seiring pembangunan Ibu Kota Nusantara. Belum lagi, kata Misno, banyaknya permintaan dari Balikpapan.
“Kami berharap pelatihan-pelatihan seperti hidroponik dan lain-lain terus dilakukan sehingga bisa meningkatkan kompetensi masyarakat sekitar, dan semakin siap untuk berkontribusi bagi Nusantara,” katanya.
Merespons hal ini, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara, Bambang Susantono sangat senang dengan suksesnya pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi (upskilling) terutama bagi warga yang kini berkebun hidroponik.
“Sesuai harapan dan tujuan kami bahwa kehadiran Ibu Kota Nusantara untuk memberdayakan masyarakat serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” ujar Bambang.
Bambang memastikan berbagai program pelatihan yang dilakukan oleh Kementerian Tenaga Kerja serta didukung OIKN untuk pemberdayaan masyarakat akan terus berjalan. Program tersebut beriringan dengan pembangunan Nusantara.
“Nantinya masyarakat sekitar yang menjadi aktor utama yang menggerakkan ekonomi sehingga tujuan kami sebagai segitiga superhub ekonomi yakni Nusantara, Balikpapan dan Samarinda akan tercapai,” kata Bambang.
Sumber: Tim Komunikasi Otorita IKN | Editor: Saud Rosadi
Tag: Badan Otorita IKNIbu Kota BaruIKN NusantaraKisah InspiratifOtorita IKNPenajam Paser UtaraPerkebunanPertanianSepaku