JAKARTA.NIAGA.ASIA – Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) Sanny Iskandar menyampaikan, daya saing kawasan industri Indonesia perlu terus ditingkatkan agar tidak kalah bersaing dengan negara lain. Banyak negara saat ini menawarkan berbagai insentif menarik bagi investor.
“Indonesia harus terus berinovasi dalam kebijakan agar kawasan industri kita tetap menjadi pilihan utama bagi investor,” katan Sanny Iskandar dalam Dialog Nasional 2025 dengan tema “Optimalisasi Kawasan Industri: Upaya Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi melalui Industri Manufaktur” yang diselenggarakan Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) bersama Kementerian Perindustrian, di Jakarta, Kamis (6/2).
Dalam forum ini, HKI diharapkan dapat semakin memperkuat sinergi antara pemerintah dan pelaku industri dalam menciptakan kawasan industri yang modern dan berdaya saing tinggi. Dengan dukungan berbagai kebijakan serta kesiapan infrastruktur yang memadai, kawasan industri dapat terus berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan merata di seluruh Indonesia.
Sebagai asosiasi yang telah berdiri selama 36 tahun, HKI berperan strategis dalam menjawab tantangan yang ada. Sanny mengatakan, kawasan industri bukan sekadar pusat produksi, tetapi juga motor penggerak investasi, pencipta lapangan kerja, serta pendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan.
“Bahkan, pada tahun 2024, investasi yang masuk telah berhasil menyerap lebih dari 2,45 juta tenaga kerja, meningkat 34,7% secara tahunan. Ini menunjukkan bahwa industri manufaktur memiliki peran penting dalam penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat”, tambah Sanny.
Sementara pemerintah juga terus mendorong transformasi kawasan industri menuju konsep Eco Industrial Park (EIP) yang lebih ramah lingkungan dan berbasis teknologi digital.
“Ke depan, kawasan industri harus lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi serta berkontribusi dalam upaya dekarbonisasi untuk mencapai target keberlanjutan,” tutur Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (Dirjen KPAII), Tri Supondy.
Dialog Nasional 2025 menjadi momentum penting untuk menyusun strategi jangka panjang dalam mengoptimalkan kawasan industri sebagai pilar utama pertumbuhan sektor manufaktur.
“Diharapkan, hasil dari dialog ini dapat memperkuat ekosistem industri nasional dan menjadikan Indonesia sebagai pusat industri manufaktur yang lebih kompetitif di tingkat global” tutup Tri.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Perindustrian | Editor: Intoniswan
Tag: Kawasan Industri