DESIR PASIR, Kerja Bareng Wujudkan Pulau Derawan Bersih dan Bebas Sampah Plastik

Tumpukan sampah di Pantai Kiani sebagai tempat pembuangan sampah sementara di Pulau Derawan (HO-WWF Indonesia)

DERAWAN.NIAGA.ASIA — Kegiatan Pariwisata Bahari di Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, mengalami perkembangan sejak awal tahun 2010 lalu. Seiring itu, pengelolaan sampah di Derawan menjadi salah satu fokus dan tantangan, yang akan berdampak pada industri pariwisata.

World Wide Fund for Nature (WWF), sebuah organisasi non-pemerintah yang menangani masalah konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan, melalui Yayasan WWF Indonesia, bekerja sama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Berau, menggagas kegiatan Diskusi Konservasi Alam Sekitar Kita (Disko Asik) bertajuk “Mewujudkan Derawan Bebas Sampah Plastik” yang digelar Selasa 30 Januari 2024.

Dalam kegiatan itu hadir beberapa narasumber di antaranya Pengawas Lingkungan Hidup Ahli Muda dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Berau Irwadi Ahmadi Siregar, Kepala Kampung Pulau Derawan Indra Mahardika, Sufriady Syam dari Universitas Muhammadiyah Berau, serta Site Coordinator for Derawan MPA WWF-Indonesia, Irvan Ahmad Fikri.

Irwadi menyatakan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Berau sangat menyambut baik adanya program Derawan bebas sampah plastik.

Di tahun 2030, target pengelolaan sampah di Kalimantan Timur adalah 100%. Sementara, capaian yang diperoleh pada tahun 2022, untuk Pemerintah Kabupaten Berau baru memenuhi 69,72% pengelolaan sampah.

“Dukungan dan komitmen dari berbagai pihak untuk mengelola sampah, tentu perlu diimbangi dengan mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai dari sumber,” kata Irwadi Ahmadi Siregar, dikutip niaga.asia melalui keterangan tertulis, Rabu 31 Januari 2024.

Penandatanganan Berita Acara Kesepakatan Dukungan Program Plastic Free Island, Derawan Bebas Sampah Plastik Pesisir, Selasa 30 Januari 2024 (HO-WWF Indonesia)

Pada bulan Mei 2023 lalu, Universitas Muhammadiyah Berau bersama dengan para pemuda di Derawan yang tergabung dalam Plastic Free Ocean Network ini diinisiasi oleh WWF Indonesia, melaksanakan pendataan sampah dengan metode Standar Nasional Indonesia (SNI).

Pada kesempatan itu, disampaikan pula hasil pendataan timbulan sampah tersebut salah satunya juga berasal dari aktivitas pariwisata, yang didominasi oleh sampah multilayer plastik.

Sufriady Syam menerangkan, hasil produksi sampah selain dari aktivitas rumah tangga, juga ditimbulkan dari sampah non rumah tangga seperti restoran, hotel, sekolah, kantor, dan pertokoan di Kampung Pulau Derawan, dengan akumulasi pertahun sebanyak 11,16 ton atau sama dengan 30,57 kg per hari.

“Peningkatan jumlah sampah ini kerap kali meningkat pada saat libur akhir pekan dan libur panjang, yang berkaitan dengan aktivitas kunjungan wisatawan. Maka, upaya pengelolaan sampah secara komprehensif menjadi langkah penting untuk Pulau Derawan sebagai destinasi wisata bahari,” ujar Sufriady.

Dalam diskusi iti juga dihadiri oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau, kelompok masyarakat di Pulau Derawan, kelompok pemuda dan masyarakat, akademisi, dan masyarakat umum. Para pemangku kepentingan yang hadir pada kegiatan ini telah menyepakati dukungan terhadap pelaksanaan program Derawan Bersih, Bebas Sampah Plastik Pesisir atau dikenal dengan program “DESIR PASIR“.

Pantai Kiani sebagai ikon Pulau Derawan (HO-WWF Indonesia)

Sementara, Indra Mahardika, Kepala Kampung Pulau Derawan menambahkan, dia bersama warga sangat berharap Pulau Derawan benar-benar terbebas sampah plastik dan menjadi kampung percontohan, dalam hal pengelolaan sampah di Kabupaten Berau.

“Tentunya dukungan dari masyarakat dan mitra-mitra terkait menjadi faktor kuncinya,” sebut Indra Mahardika.

WWF Indonesia telah menyampaikan 4 strategi bersama Pemerintah Kampung Pulau Derawan dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sumping Nusa, yaitu dengan melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas dan penyadartahuan kepada seluruh elemen masyarakat di Pulau Derawan, mengenai pengelolaan sampah pesisir, memperbaiki infrastruktur dan pengelolaan sampah di Pulau Derawan, merancang model bisnis ekonomi sirkular dari pengolahan sampah, serta mendorong adanya kebijakan yang lebih tegas dan mengikat terkait dengan pengelolaan sampah.

“Permasalahan sampah di Pulau Derawan saat ini barulah memiliki solusi jangka pendek dan belum terbentuknya pola jangka panjang pengelolaan sampah. Sementara itu, Pulau Derawan menjadi pintu masuk untuk mengeksplorasi kawasan Konservasi Kepulauan Derawan dan perairan sekitarnya,” kata Irvan Ahmad Fikri di kesempatan yang sama.

“Harapannya, melalui semangat mewujudkan Derawan bebas sampah plastik ini, akan dapat mengurangi kebocoran sampah plastik ke laut, serta dapat berkontribusi positif dalam pengelolaan kawasan konservasi”, demikian Irvan Ahmad Fikri.

Sumber : WWF Indonesia | Editor : Saud Rosadi

Tag: