SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan sertifikat penghargaan bagi daerah dengan angka stunting tertinggi dan terendah, dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2024.
Hal tersebut disampaikan Akmal saat menerima audiensi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim di Ruang VVIP Room Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Jumat 12 Juli 2024.
Akmal menekankan, dalam perayaan Harganas 2024 yang dipusatkan di kota Bontang Kaltim, BKKBN Kaltim bersinergi membangun kolaborasi bersama dengan instansi lainnya.
“Harganas ini perlunya kerjasama dengan semua pihak. Dinas Kesehatan Kaltim, Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, dan Bank Kaltimtara,” kata Akmal di pertemuan itu.
Menurut dia, membangun kolaborasi dengan instansi terkait lainnya ini penting. Karena, masing-masing instansi memiliki peran yang berbeda-beda dalam melakukan pendampingan kepada keluarga berkategori miskin.
“Seperti Dinkes Kaltim melakukan pemberian makanan tambahan (PMT). Itu sangat kita apresiasi. Makanya acara ini harus lebih kreatif lagi,” ujar Akmal Malik.
Selain itu, Akmal juga berharap dalam peringatan Harganas nanti, BKKBN Kaltim dapat memberikan penghargaan tertinggi dan penghargaan terendah, dengan kategori tiga daerah terbaik dengan angka stunting terendah dan penghargaan kepada tiga daerah dengan angka stunting tertinggi.
“Jadi di dalam acara tersebut adanya penghargaan pemberian punishment dan reward. Penghargaan ini jangan hanya diberikan kepada yang mendapat reward (penghargaan) angka stunting terendah, tapi harus ada punishment (hukuman),” sebut Akmal Malik.
Punishment itu lanjut Akmal, bisa berupa pemberian penghargaan yang diberikan kepada tiga kepala daerah dengan jumlah angka stunting tertinggi di Kaltim.
“Punishment ini berupa pemberitahuan bahwa anda dapat penghargaan, daerah dengan upaya penurunan stuntingnya terendah,” tambah Akmal Malik.
Akmal berharap, penghargaan yang ditujukan kepada daerah yang memiliki angka stunting tertinggi, agar menjadi intropeksi daerah bersangkutan di masa mendatang.
“Agar tahun besok mereka bisa lebih baik. Jangan yang dapat penghargaan terendah pura-pura nggak tau. Jadi harus diingatkan,” jelasnya.
Akmal meminta, nantinya enam penghargaan ini dapat diumumkan secara luas kepada masyarakat, daerah-daerah mana saja yang mendapatkan penghargaan itu.
“Diumumkan bukan untuk mempermalukan. Tapi mengingatkan agar mengawal percepatan penurunan stunting di Kaltim,” tegas Akmal.
Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim Sunarto mengatakan peringatan Harganas ke-31 yang digelar 22-25 Juli 2024 mendatang di kota Bontang ini, merupakan acara tahunan untuk mengingatkan kepada masyarakat pentingnya keluarga untuk membangun dan memperkuat ketahanan keluarga.
“Harganas ini akan ada pemberian penghargaan kepada kepala daerah dengan capaian program Bangga Kencananya bagus,” kata Sunarto.
Sunarto bilang, berdasarkan instruksi Akmal Malik, BKKBN Kaltim juga akan memberikan penghargaan kepada daerah-daerah dengan capaian program penanganan stunting terendah dan tertinggi.
“Hari ini Pak Pj Gubernur berani untuk memberikan penghargaan yang terendah dan tertinggi. Kalau Pak Pj berani, tentunya kita harus berani juga. Kita akan buat penghargaan dengan kategori daerah terendah dan daerah tertinggi,” ucapnya.
Menurut Sunarto, pemberian penghargaan memang tidak pernah ketinggalan di peringatan Harganas dari dari tahun ke tahun.
“Tahun lalu, Paser, Samarinda dan Bontang dapat anugerah Manggala Karya Kencana. Sehingga BKKBN memberikan Satya Lencana Karya Kencana kepada tiga pimpinan daerah tersebut dan tujuh daerah lainnya belum,” sebutnya.
Dengan adanya pemberian penghargaan kategori tertinggi dan terendah penurunan stunting ini, harapannya dapat mendorong para pimpinan daerah di 10 kabupaten/kota untuk termotivasi terus menyukseskan program Bangga Kencana.
Selain pemberian penghargaan, momen Harganas ini juga akan menampilkan pertunjukan film dan seminar tentang keluarga, sehingga dapat mengedukasi masyarakat.
“Seminar ini nanti membahas tentang isu-isu yang lagi update dan hot yang fokus pada pembahasan tentang keluarga,” jelas Sunarto.
Untuk diketahui, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka stunting di Kaltim tahun 2024 yakni 22,9 persen. Adapun rincian masing-masing daerah yakni Paser 22,4 persen, Kutai Barat 22 persen, Kutai Kartanegara 17,6 persen, Kutai Timur 29 persen, Berau 23 persen, Penajam Paser Utara 24,6 persen, Balikpapan 21,6 persen, Samarinda 24,4 persen dan Bontang 27,4 persen.
Dikutip niaga.asia dari laman resmi Kementerian Kesehatan, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: Akmal MalikPemprov KaltimStunting