BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA — Penyakit Diabetes Melitus (DM) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) cukup memprihatinkan.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes tahun 2018, prevalensi Diabetes Melitus di Kaltim tertinggi kedua di Indonesia, yaitu sebesar 3,1 persen di bawah DKI Jakarta.
Tingginya kasus itu menjadi alarm bahwa Diabetes Melitus adalah musuh bersama yang harus segera diatasi dengan serius. Perlu upaya menyeluruh dari semua aspek yang melibatkan berbagai pihak untuk mengatasi ancamannya.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim Jaya Mualimin, saat membuka pertemuan program pengendalian Diabetes Melitus di Provinsi Kaltim tahun 2023 di Hotel Horison Ultima Balikpapan, Selasa (15/8).
“Ini tentu harus kita kendalikan dan bahu membahu, bergandengan tangan untuk bisa mengatasi ancaman penyakit diabetes melitus, yang memang masih menjadi permasalahan besar di Indonesia, Kaltim Khususnya,” kata Jaya Mualimin.
Pertemuan yang dihadiri seluruh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota se-Kaltim serta stakeholder terkait, diharapkan menghasilkan pola serta sistem untuk mencegah, agar peningkatan prevalensi penyakit Diabetes Melitus di Kaltim bisa segera diturunkan.
“Kita sering dengar bahwa diabetes melitus ini ibunya penyakit, karena banyak sekali penyakit lain yang bisa ditimbulkan. Oleh karena itu saya menyambut baik adanya kegiatan ini. Kepada seluruh stakeholder yang ada mohon dukungannya untuk bersama-sama melakukan pencegahan. Mencegah itu lebih baik dari pada mengobati,” ucapnya.
Pertemuan ini, lanjut Jaya Mualimin, menjadi titik awal bagaimana upaya mencegah terus meningkatnya penyakit diabetes melitus di Provinsi Kaltim.
“Berbagai upaya terus kita lakukan. Bahkan kita juga sudah menyiapkan segala fasilitas, laboratorium kesehatan Provinsi juga sudah kita tingkatkan,” pungkasnya.
Penulis : Heri | Editor : Saud Rosadi
Tag: BalikpapanDiabetesKesehatan