JAKARTA.NIAGA.ASIA – Digitalisasi merupakan kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Bank Indonesia bersama mitra strategis bersinergi mengakselerasi ekonomi dan keuangan syariah di wilayah Jawa melalui 3 inovasi berbasis digital yang difokuskan pada perluasan literasi, pengembangan keuangan mikro, dan instrumen sosial ekonomi pemberdayaan umat.
Ketiga inovasi tersebut mencakup, pertama, digitalisasi literasi keuangan inklusif dan syariah dengan mengoptimalkan kolaborasi kanal komunikasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) dengan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi untuk mendorong literasi eksyar kepada masyarakat luas.
Kedua, digitalisasi ekosistem halal end-to-end melalui pembentukan halal center, pengembangan database UMKM halal se-Jawa, dan fasilitasi onboarding pembiayaan UMKM bekerjasama dengan Baitul Maal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (BM KNEKS).
Ketiga, digitalisasi dan optimalisasi Zakat, Infaq, Shodaqah dan Wakaf (Ziswaf) melalui kerja sama platform Satu Waqaf Indonesia (SWI) khusus Jawa.
Ketiga program inovatif tersebut diluncurkan dalam Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Jawa hari ini (13/9) di Surabaya dengan mengusung tema “Sinergi untuk Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Syariah Jawa”, yang digelar pada tanggal 13-15 September 2024.
“Perkembangan eksyar di Indonesia terus menunjukkan tren positif,” ungkap Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti.
Dia menekankan bahwa eksyar memiliki keunggulan yaitu berdaya tahan di tengah krisis karena ditopang oleh model bisnis yang solid, inklusif, dan berkelanjutan.
Berbagai indikator menunjukkan perkembangan eksyar di Indonesia terus membaik. Pembiayaan perbankan syariah pada Juli 2024 mencapai Rp597,89T atau tumbuh 11,92% (yoy), capaian nominal tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang tercatat Rp569,37T.
Di tataran global, eksyar Indonesia berdasarkan laporan dari SGIE Report saat ini berada pada peringkat ke-3 (di bawah Malaysia dan Arab Saudi), meningkat 1 peringkat dibanding tahun sebelumnya.
Menyikapi perkembangan ini, Destry mendorong perlunya memacu eksyar melalui sinergi erat dengan KNEKS dan berbagai stakeholders.
“Bank Indonesia senantiasa berperan sebagai “AIR” (Akselerator, Inisiator, dan Regulator) dalam pengembangan eksyar yang meliputi: i) koordinasi dengan berbagai stakeholder mendorong percepatan program eksyar, ii) memprakarsai inovasi program pengembangan eksyar, seperti pemberdayaan ekonomi pesantren, serta iii) perumusan dan penerbitan ketentuan sesuai kewenangan,” ucapnya.
Menurut Destry, mencermati tantangan ke depan, akselerasi eksyar perlu didukung dengan perluasan akses pembiayaan, literasi keuangan, dan penguatan multiplier effect eksyar sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.
“Optimalisasi digitalisasi sebagai kunci pertumbuhan ekonomi yang inklusif diharapkan mendorong 3 inovasi digital Fesyar Jawa dapat direplikasi untuk memperkuat pertumbuhan eksyar di seluruh wilayah Indonesia,” pungkasnya.
Sejalan dengan itu, Pj Gubernur Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono menyampaikan kemajuan eksyar di Jawa Timur ditandai dengan berbagai capaian diantaranya pendirian Kawasan Industri Halal (KIH) di Sidoarjo, yang merupakan kawasan industri halal pertama dan terbesar di Indonesia.
KIH ini ditujukan untuk membangun ekosistem industri halal di Jawa Timur turut mendukung penguatan ekonomi Jawa Timur dan nasional. Dari sisi penyaluran pembiayaan perbankan syariah di Jawa Timur juga tercatat tinggi, yakni tumbuh sebesar 12,44% (yoy) pada Juli 2024, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit umum di Jawa Timur yang sebesar 4,74% (yoy).
“Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersinergi dengan berbagai stakeholder terus mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Jawa Timur di berbagai bidang. Pemberdayaan ekonomi pesantren dan UMKM, khususnya di bidang makanan-minuman, akomodasi, dan fashion, merupakan salah satu hal utama yang menjadi perhatian, serta mendorong muslim friendly tourism dan memperkuat kualitas destinasi wisata Wali Songo,” ungkapnya.
Menurut Pj. Gubernur Jatim, upaya-upaya tersebut mengantarkan Jawa Timur mendapatkan penghargaan Universitas Brawijaya (UB) Halal Award kategori Pemerintah Daerah Produk Halal pada Brawijaya Halal Summit 2024 serta 8 penghargaan dari 10 kategori dalam Anugerah Adinata Syariah 2024.
Untuk diketahui, FESyar Jawa 2024 merupakan bagian dari rangkaian acara menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-11 yang akan diselenggarakan pada 30 Oktober – 3 November 2024 di Jakarta.
Kegiatan FESyar Jawa 2024 meliputi Sharia Economic Forum Seminar & Talkshow yang mengulas topik-topik hangat seputar eksyar seperti pengembangan ekosistem produk halal, perberdayaan UMKM syariah, dan optimalisasi dana ZISWAF di era digital.
Gelaran ini juga diintegrasikan dengan Sharia Fair yang menampilkan UMKM syariah unggulan, business matching, dan lomba menarik yang berlokasi di pelataran Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.
Sumber: Departemen Komunikasi Bank Indonesia | Editor: Intoniswan
Tag: Ekonomi Syariah