Disdikbud Kaltim Rancang Pembangunan Gedung Praktik Terpadu di SMK N 8 Samarinda

Kabid Pembinaan SMK Disdikbud Kaltim Surasa bersama Kepala SMKN 8 Samarinda Sri Hartono meninjau lahan kosong di dekat pintu masuk sekolah untuk pembangunan gedung praktik terpadu antarjurusan, Jumat (2/5). (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur (Kaltim), Surasa, mengatakan, Disdikbud tengah merancang pembangunan gedung praktik terpadu di SMKN 8 Samarinda.

Langkah ini kata Surasa, bertujuan mendorong kolaborasi lintas jurusan melalui pendekatan yang disebut multiple approach, yakni satu gedung dimanfaatkan oleh lebih dari satu kompetensi keahlian.

“Kita ingin mengubah pendekatannya, dari single jurusan menjadi multiple approach. Karena kalau single itu tidak mencerminkan kolaborasi. Antarjurusan jalan sendiri-sendiri, padahal di dunia kerja itu kan semua saling terhubung,” ujarnya saat meninjau lokasi bersama Kepala SMKN 8 Samarinda, Sri Hartono, Jumat (2/5).

Ia menyebut salah satu jurusan unggulan di SMKN 8 Samarinda adalah multimedia (MM). Kemampuan siswa di bidang produksi konten cukup baik, namun belum didukung kemampuan pemasaran karena belum ada jurusan pemasaran (marketing) di sekolah tersebut.

 

“Saya yakin anak-anak multimedia di sini hebat. Tapi kalau tidak ada yang bantu pasarkan, produknya tidak akan sampai ke konsumen. Makanya kita dorong adanya integrasi antarjurusan,” jelasnya.

Dalam konsep yang sedang ia rancang untuk masa depan sekolah kejuruan di Kaltim, ia mencontohkan seperti di SMKN 8 Samarinda ini, bahwa nantinya akan ada gedung terpadu yang memiliki tiga fungsi utama, antara lain:

  1. Produksi: dikelola siswa multimedia yang membuat konten atau produk digital.
  2. Pemasaran: ditangani siswa jurusan pemasaran (bila tersedia) untuk mempromosikan dan menjual produk.
  3. Administrasi: didukung siswa jurusan otomatisasi tata kelola perkantoran untuk pengelolaan dokumen dan layanan pelanggan.

“Biasanya ruang praktik tiap jurusan dipisah. Multimedia di sini, pemasaran di sana, kantor administrasi di tempat lain. Akibatnya tidak ada kolaborasi nyata. Nah, dengan gedung dan konsep seperti ini, saya yakin semua jurusan bisa praktik bersama,” terangnya.

Lokasi strategis SMKN 8 Samarinda yang direncanakan berada di sisi depan sekolah, dekat gerbang masuk. Surasa menyebut, ini agar fungsinya sebagai showroom bisa lebih optimal.

“Kantor dan usaha itu umumnya di depan. Kalau ditempatkan di belakang, akses dan visibilitasnya kurang,” tambahnya.

Meski demikian, Surasa menegaskan bahwa rencana ini masih dalam tahap perencanaan. Jika proposal dimasukkan pada 2026, maka pembangunan bisa dilakukan paling cepat di tahun 2027. Itu pun bergantung pada ketersediaan anggaran.

“Saat ini kita punya 89 SMK negeri yang tersebar di sembilan kabupaten/kota. Jadi harus bergiliran. Tidak semua langsung bisa dibangun,” bebernya.

Ia juga menjelaskan, pembagian anggaran tidak bisa dilakukan secara merata karena kebutuhan tiap sekolah berbeda. Menurutnya, jika anggaran dibagi rata, justru bisa jadi tidak cukup untuk membangun satu unit pun secara utuh.

“Misalnya anggaran hanya Rp10 ribu untuk lima sekolah. Kalau dibagi rata masing-masing dapat Rp2 ribu, sementara bangun gedung butuh Rp3 ribu. Akhirnya enggak bisa dipakai. Jadi lebih baik digilir,” tegasnya.

Pembangunan gedung terpadu seperti ini dirancang untuk meniru pola kerja dunia industri yang menuntut kolaborasi lintas fungsi. Dengan demikian, lulusan SMK di Kaltim diharapkan lebih siap kerja, tidak hanya dari sisi keahlian teknis tapi juga pemahaman proses kerja bersama.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: