Disnakertrans Kaltim Siapkan Peta Jalan Tenaga Kerja Hijau Hadapi Krisis Iklim

Sekretaris Disnakertrans Kaltim, Aji Syahdu Gagah Citra. (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalimantan Timur (Disnakertrans Kaltim) tengah menyiapkan peta jalan pengembangan tenaga kerja untuk pekerjaan hijau, sebagai bagian dari strategi besar untuk menghadapi perubahan iklim dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Dalam Forum Lintas Perangkat Daerah yang membahas penyusunan Renstra PD 2025–2029 dan Renja 2026, Kepala Disnakertrans Kaltim melalui Sekretaris Aji Syahdu Gagah Citra, menjelaskan bahwa langkah ini adalah respons terhadap tantangan global berupa pemanasan global yang terus meningkat.

“Kami menyusun peta jalan pengembangan tenaga kerja ini berdasarkan roadmap GIZ, yang fokus pada transisi energi dan ekonomi rendah karbon,” ujarnya.

Dalam paparannya di Kantor DLH Kaltim jalan MT Haryono Samarinda, Rabu (23/4), Aji pun menguraikan beberapa tahapan dalam peta jalan tersebut, antara lain:

1.Pemanasan Global:

Dimulai dari fakta ilmiah bahwa suhu bumi terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, mendorong perlunya pergeseran dalam pola pembangunan dan ekonomi.

2.Transisi Energi:

Tahapan kedua ini membuka peluang adanya pekerjaan baru dalam menghasilkan barang dan jasa yang ramah lingkungan. Tenaga kerja di sektor ini diharapkan dapat mendukung pemanfaatan energi terbarukan di Kaltim.

“Ada peningkatan suhu bumi setiap priode, kemudian ada transisi energi. Kedua poin Ini biasanya bisa menjadi peluang pekerjaan baru dalam menghasilkan barang dan jasa yang ramah lingkungan,” terangnya.

“Tentu perlu dikembangkan, kira-kira ekonomi apa yang bisa dikembangkan di ekonomi biru dan hijau terkait dengan ramah lingkungan tadi. Nanti, kita kembangkan untuk mencari lapangan kerja apa saja yang ada di transisi energi tersebut,” tambahnya.

3.Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan:

Tahapan ketiga ini berupa pengembangan energi terbarukan dan pengelolaan limbah yang lebih efektif. Model ini akan mendorong terciptanya kehidupan yang lebih berkualitas (good life).

4.Urgensi Pengembangan Tenaga Kerja (TK):

Menurutnya, poin ini menjadi bagian penting untuk menjaga ekosistem yang layak dan sehat. Ia menekankan perlunya mengubah model ekonomi tinggi karbon menjadi ekonomi hijau dan biru, yang secara langsung membuka peluang kerja baru di berbagai sektor.

“Kita lihat urgensi pengembangan tenaga kerja. Untuk menjaga sistem yang layak dan sehat, maka kita harus mengubah model ekonomi tinggi karbon menjadi ekonomi hijau dan ekonomi biru,” katanya.

Sumber: Disnakertrans Kaltim

Lebih lanjut, ia juga menegaskan bahwa pengembangan tenaga kerja hijau dan biru tidak bisa dilakukan sendiri. Dibutuhkan sinergi antar-perangkat daerah terkait yang mengampu sektor-sektor potensial, seperti Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Dinas Kehutanan, serta Dinas Perkebunan.

“Kita perlu identifikasi lebih lanjut jenis-jenis pekerjaan hijau dan biru apa yang relevan untuk Kaltim, misalnya pekerjaan di bidang konservasi laut, pengelolaan sampah organik, atau bahkan industri energi terbarukan,” jelasnya.

Dukungan untuk Transformasi Ekonomi Kaltim

Transformasi ini sejalan dengan visi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim yang ingin mengurangi ketergantungan pada industri ekstraktif dan menciptakan lapangan kerja berkelanjutan. Peta jalan ini diharapkan menjadi panduan utama dalam penyusunan kebijakan ketenagakerjaan.

“Pekerjaan hijau menjadi peluang ekonomi baru jika dikelola dengan baik. Ini akan kami kawal dalam rencana strategis ke depan,” tegasnya.

Dengan penyusunan peta jalan ini, Provinsi Kaltim menunjukkan komitmen serius dalam mendukung agenda-agenda pembangunan berkelanjutan nasional sekaligus juga turut mempersiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan dan peluang di era ekonomi hijau dan biru.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: