Dispar Kaltim Utamakan Bidang Ekonomi Kreatif

Kadispar Kaltim Ahmad Herwansyah bersama Kabid Pengembangan Ekraf Awang Khalik, Deputi BI Kaltim Hendri dan perwakilan Astra Internasional Kaltim Distri Winarto pada saat Sarasehan Pengembangan Ekraf Kaltim. (Foto: niaga.asia/Hamdani)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pengembangan ekonomi kreatif (Ekraf) menjadi program yang diutamakan Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim, yang muaranya berujung kepada pemajuan kepariwisataan di Kalimantan Timur.

Pernyataan itu disampaikan Kadispar Kaltim Ahmad Herwansyah dalam Sarasehan Pengembangan Ekonomi Kreatif di Zoom Hotel, Samarinda, Kamis 16 Maret 2023.

Guna menunjang hal itu diharapkannya para peserta yang terdiri dari para pelaku dan komunitas seni pertunjukan, wastra, film dan kuliner sebagai bagian sub sektor bidang Ekraf, memberikan usulan program kepada Dispar Kaltim untuk dianggarkan pada APBD-P 2023 dan APBD 2024.

“Saya mengharap sarasehan ini bisa menghasilkan usulan program. Susun dan sampaikan program dari para pelaku dan komunitas Ekraf kepada kami yang InsyaAllah akan direalisasikan dalam APBD Kaltim 2024. Kalau masih memungkinkan dimasukkan ke dalam APBD-P 2023 ini,” kata Iwan, sapaan karib Ahmad Herwansyah.

Dalam sarasehan yang bertema ‘Sinergitas mitra dan komunitas untuk percepatan pemajuan ekraf Kaltim’ ini, Iwan banyak bicara tentang program yang langsung dapat direalisasikan dan bersentuhan langsung dengan Ekraf kepariwisataan.

Dia menyebut, Pekan Kreatif, Street Food, Fashion Week dan mengadakan lomba desain dan motif batik IKN dapat menjadi panggung para pelaku ekraf dan komunitasnya.

“Cuma dalam melaksanakan program-program tersebut harus mengadung muatan kearifan lokal,” lanjutnya.

Di samping arahan dari Kadispar Kaltim, disampaikan juga paparan dari dua mitra pariwisata, Bank Indonesia (BI) disampaikan Deputi Kepala BI Kaltim Hendri dan Distri Winarto dari Astra Internasional (AI) Kaltim

Disampaikan BI dan AI selama ini selalu mendukung kegiatan pemajuan pariwisata Indonesia, meskipun lebih dalam tataran pendampingan dan pembinaan.

“Selama ini AI terlibat dalam hal pendampingan dan pengembangan desa dan kampung, yang kami sebut Kampung Berseri Astra dan Desa Sejahtera Astra,” kata Distri Winarto.

Dia memberi contoh pendampingan dan pengembangan Kampung Ketupat Samarinda Seberang dan Desa Wisata Pela di Kutai Kartanegara. Sementara untuk dukungan kegiatan lain pihaknya harus melalui tahapan yang panjang.

Seperti misalnya dukungan dan pendampingan untuk Desa Pela, harus menunggu kesepakatan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan pimpinan AI pusat.

Sementara itu, BI menyampaikan bahwa dukungan mereka selama ini lebih kepada UMKM.

“Tapi tidak tertutup kemungkinan bekerjasama dengan para pelaku Ekraf. Cuma BI itu memiliki standar yang tinggi, misalnya dalam pelibatan Event Organizer dalam penyelenggaraan event BI. Salah satunya adalah EO harus memiliki sertifikasi,” lanjut Hendri.

Kendati pun BI dan SI ada keterbatasan dalam dukungan langsung kepada program ekraf, namun Kabid Pengembangan Ekraf Dispar Kaltim, Awang Khalik yakin dua mitra itu punya komitmen untuk mendukung pengembangan ekraf dan pariwisata di Kaltim.

Menyinggung tentang hasil sarasehan, Awang Khalik menyebut telah tersusun program kerja dari para pelaku ekraf. Program itu disusun oleh empat sektor; seni pertunjukan, film, kuliner dan wastra.

“Masing-masing sektor itu rata-rata mengusulkan 3-6 program, lengkap dengan nama kegiatan, waktu dan tempat, kerangka acuan dan RAB. Dua di antara usulan-usulan itu menjadi program prioritas masing-masing sektor,” pungkas Awang Khalik.

Penulis : Hamdani | Editor : Saud Rosadi

Tag: