SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, Syahrul Umar, mengatakan, dari kerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim dan Bontang diharapkan menjadikan keluarga-keluarga di Kaltim mempunyai ketahanan keluarga yang kuat dan tangguh menghadapi banjir informasi baik media konvesional, media online, maupun media sosial.
“Dari sosialisasi bertajuk “Literasi Media Terhadap Penguatan Ketahanan Keluarga” yang telah dilaksanan di beberapa daerah, materinya dapat disebarluaskan pesertadi masyarakat,” kata Syahrul Umar, Minggu (3/11/2024).
Menurut Syahrul Umar saat ini sudah ada Peraturan Gubernur Kaltim Nomor 41 Tahun 2024, tentang Peraturan Pelaksanaan Perda Nomor 02/2022 tentang Ketahanan Keluarga.
Pergub Nomor 41 Tahun 2024 menjadi dasar dalam melaksanakan pendampingan pada keluarga rentan melalui penunjukan motivator keluarga (motekar) masing-masing yang berada di provinsi maupun kabupaten/kota. Kecamatan,hingga desa/kelurahan.
“Selanjutnya dari dua regulasi yang saling berkaitan erat serta pembentukan motekar-motekar di daerah, diperlukan penganggaran tersendiri, Kami berharap program ini mendapat dukungan yang penuh dari legislatif melalui komisi-komisi yang ada di DPRD Provinsi Kaltim,” harapnya.
Sosialisasi Literasi Media Terhadap Penguatan Ketahanan Keluarga yang dilaksanakan di Bontang pada 25 Oktober lalu, diikuti puluhan audiens dari lintas organisasi perempuan, organisasi pemuda hingga mahasiswa di Bontang.
“Kita menghadirkan dua narasumber, yakni Syarifah Muslimah salah seorang psikolog di Bontang serta Abdurrahman Amin selaku Ketua PWI Kaltim,” ucap Syahrul.
Dalam materinya, Syarifah menyampaikan materi seputar dampak negatif kecanduan gadget, kasus kekerasan dan perundungan (bullying), kasus depresi, prestasi menurun pada anak, keterlambatan bicara (speech delay), hingga masalah penyesuaian diri pada anak.
Sementara itu, Abdurrahman Amin menyoroti pentingnya pendidikan bagi perempuan. Ia menekankan bahwa tidak boleh ada perbedaan antara peran perempuan karier dan ibu rumah tangga, sebab keduanya adalah peran yang mulia.
“Perempuan tidak wajib bekerja, tetapi wajib cerdas,” katanya.
Abdurrahman juga menguraikan lima jenis kecerdasan yang perlu dikembangkan, yakni kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, digital, dan sosial, yang seluruhnya penting untuk mendukung ketahanan keluarga.
Dengan adanya kegiatan ini, Ia berharap keluarga-keluarga di Bontang dan Kalimantan Timur, dapat semakin tangguh dalam menghadapi tantangan era digital serta mampu memfilter informasi dengan bijak demi kesejahteraan anggota keluarganya.
Penulis: Kontributor Niaga.Asia, Ria Atia Dewi | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: Perempuan