BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan menargetkan penanaman mangrove sepanjang 81 kilometer di kawasan pesisir Teluk Balikpapan.
Arizal Rahman, Kabid Tata Lingkungan dan Perlindungan Sumber Daya Alam DLH Balikpapan menjelaskan pentingnya penanaman mangrove, terutama di daerah pesisir.
“Penanaman mangrove ini tidak mudah. Kami telah mencoba berbagai metode, tetapi sering kali tanaman terbawa arus sungai atau sampah,” kata Arizal, Selasa 3 September 2024.
Dia mengungkapkan bahwa teknik baru yang dikembangkan oleh Pelopor Mangrove Agus Bei, seperti yang diterapkan di SMPN 25 Balikpapan, menunjukkan hasil yang baik.
“Dengan kantong lumpur, hasilnya bagus. Tetapi teknik ini tidak cocok untuk pesisir pantai,” ujar Arizal.
Sehingga teknik Buispot dengan dinding beton saat penanaman awal di kawasan Pantai SPN, Stalkuda, Balikpapan, dinilai sangat efektif.
“Teknik ini cocok untuk melawan arus agar tanaman dapat bertahan dan akarnya menjuntai ke bawah,” tambah Arizal.
Target penanaman mangrove mencakup sepanjang teluk Balikpapan, dari teluk hingga pesisir laut Teritip. Arizal menegaskan bahwa program penanaman ini tidak akan mengganggu rencana Pemerintah Kota Balikpapan dalam pembangunan coastal area.
“Coastal area akan tetap ada pulau di tengahnya yang akan kita tanami mangrove. Jadi tidak ada dampak terhadap pembangunan tersebut,” jelas Arizal.
DLH Balikpapan telah menanam 3.785 pohon dan 1.000 bibit mangrove, sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan yang meliputi hutan lindung dan pesisir pantai.
“Jika tidak dilakukan konservasi, ancaman krisis air bersih dan banjir bisa terjadi. Oleh karena itu, pemeliharaan dan reboisasi sangat penting,” ungkap Arizal.
Reboisasi dilakukan rutin setiap tahun dengan bekerja sama dengan pihak swasta dan masyarakat, terutama di lahan kritis.
Untuk kawasan hutan lindung yang terdampak kebakaran, DLH telah menanam 13.992 pohon pada 2021 dan 86.190 pohon pada 2022 di lahan seluas 185 hektare, serta 3.785 pohon hingga Juli tahun ini.
Di pesisir pantai Kelurahan Teritip yang mengalami degradasi akibat penumpukan sedimen pasir, DLH berencana menanam kembali pohon mangrove jenis Rizhopora Mucronata.
“Kami juga melakukan penelitian untuk memilih bibit yang cocok, dan bekerja sama dengan aktivis lingkungan untuk penanaman sukarela,” demikian Arizal.
Penulis: Heri | Editor: Saud Rosadi
Tag: BalikpapanMangrove