
NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Sejumlah anggota DPRD Nunukan mengkritik Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Nunukan, karena saat melakukan monitoring di Kecamatan Sebatik Barat, menemukan DKP memberikan bantuan ke kelompok nelayan yang sama selama 3 tahun berturut-turut.
“Saya heran apakah di Sebatik Barat ini tidak ada lagi kelompok nelayan, tiap kali ada bantuan pasti kelompok nelayan itu saja,” kata Anggota DPRD Nunukan, Andre Pratama asal Sebatik pada Niaga.Asia, Kamis (04/05/2023).
Andre berterima kasih kepada pemerintah kabupaten maupun provinsi yang aktif memperhatikan nasib nelayan, namun tidak seharusnya pemberian bantuan terfokus kepada satu kelompok tertentu.
Sebagai contohnya, kelompok nelayan Sei Buaya, Kecamatan Sebatik Barat di tahun 2022 menerima jaring alat tangkap udang, padahal di tahun 2021 juga menerima mesin perahu dan tahun 2020 menerima alat tangkap pukat.
“Tiap tahun itu-itu saja dapat bantuan, cobalah dicari kelompok nelayan lain biar ada pemerataan kesejahteraan,” tuturnya.
Tidak hanya mengkritik penyaluran bantuan ke kelompok nelayan yang sama berulang-ulang, Andre mempertanyakan kinerja penyuluh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Nunukan yang tidak mampu maksimal bekerja.
Harusnya, kata dia, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) aktif bergerak membentuk kelompok-kelompok baru dan memberikan pembinaan bagi nelayan, dan merangsang semangat nelayan agar tidak punah.
“Kenapa tiap tahun itu saja dapat bantuan, karena tidak ada lagi kelompok yang bisa diberi, makanya perlu kelompok-kelompok baru lagi,” ucap Andre.
Kritikan dan saran ini disampaikan sejumlah anggota DPRD Nunukan usai melakukan monitoring hasil pelaksanaan kegiatan APBD 2022 di pulau Sebatik, yang diantaranya pemeriksaan hasil penyaluran bantuan alat tangkap perikanan.
Hal sama diucapkan Wakil DPRD Nunukan, Burhanuddin. Ia meminta PPL DKP Nunukan lebih aktif dalam bekerja dan tidak lagi menyalurkan bantuan berulang-ulang kepada satu kelompok tertentu saja.
“Tahun depan kalau ada bantuan dari kelompok lain, jangan ini saja dibantu, toh masih ada nelayan lain,” terangnya.
Keberadaan nelayan Sebatik perlu dijaga agar tidak berpindah ke profesi pekerjaan lain sebab, melihat tingginya nilai jual rumput laut, bukan tidak mungkin nelayan tangkap ikan beralih kerja menjadi petani rumput laut.
Tanda-tanda ini sudah terlihat dari pemandangan di pinggiran jalan yang dulunya menjemur ikan kering berubah menjadi penjemuran rumput laut. Bahkan pemerintah sendiri sudah mengurangi anggaran bantuan nelayan.
“Nilai anggaran bantuan untuk petani rumput laut lebih besar dari nelayan, ini sudah tanda bahwa jumlah nelayan berkurang,” kata Burhanuddin.
Sementara, Ketua Kelompok Nelayan Sei Buaya Sebatik, Basri membenarkan bahwa kelompoknya menerima bantuan tangkap ikan baik jaring udang, mesin dan pukat berturut-turut selama 3 tahun dari DKP Nunukan
“Tiga tahun kelompok kami dapat bantuan pemerintah, kami mengajukan dan PPL setuju memberikan bantuan,” ungkapnya.
Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan
Tag: Nelayan