DPRD Nunukan Minta Pemerintah Renovasi 2 Jembatan Tua di Sebatik Barat

Jembatan Bina Salam di Kecamatan Sebatik Barat berusia lebih 30 tahun menghubungkan Desa Binalawan ke Desa Liang Bunyu (Foto : Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Anggota DPRD Nunukan Andre Pratama mengaku cukup puas terhadap kinerja pemerintah daerah dalam merealisasikan usulan warga , yakni pembangunan jalan Bina Salam, Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan

“Proyek jalan ini menghubungkan Desa Binalawan ke Desa Liang Buntu, Kecamatan Sebatik Barat, yang dialokasikan menggunakan Dana Bagi Hasil (DBH) sawit tahun 2024,” kata Andre pada Niaga.Asia, Selasa (15/04/2025), usai monitoring LKPJ Bupati Nunukan Tahun Anggaran 2024.

Andre menerangkan, pembangunan jalan Bina Salam sempat mendapat kritikan DPRD Nunukan, yang meminta adanya perbaikan terhadap kualitas. Pasalnya, keberadaan jalan sangat dibutuhkan masyarakat yang hendak menuju pelabuhan feri Sebatik.

“Panjang jalan ini mencapai sekitar 1 kilometer dengan nilai anggaran mencapai Rp 5,05 miliar. Kami anggota dewan cukup puas dengan hasil pekerjaan,” tuturnya.

Terlepas dari rampungnya proyek peningkatan jalan Bina Salam,  Andre bersama anggota DPRD lainnya yaitu, Haji Nadia, Ramsah, H Firman meminta pemerintah dapat mengganti konstruksi jembatan Jalan Bina Salam yang sudah berusia lebih 30 tahun.

Jembatan Jalan Bina Salam yang berada diantara RT 08 dan RT 09 Desa Liang Bunyu dibangunan sejak Kabupaten Nunukan masih berstatus kecamatan. Konstruksi jembatan mulai mengalami kerusakan karena termakan usia.

“Kontruksi jembatan Bina Salam berbahan kayu ulin. Jadi sangat tidak cocok ketika jalan sudah dilapis aspal, sedangkan jembatan rusak miring,” ucapnya.

Usulan pembangunan jembatan Bina Salam menjadi catatan penting anggota DPRD untuk perencanaan pembangunan tahun 2026. Selain itu, Andre meminta bentuk jembatan sebaiknya menggunakan system tulangan baja.

Penggunaan jembatan tulangan baja akan mengantisipasi ketika debit air sungai besar yang mengakibatkan banjir hingga membawa tumpukan sampah rumah tangga maupun sampah pohon-pohon kelapa sawit.

“Kita takut jembatan kayu ini roboh karena termakan usia, makanya harus kita pikirkan sejak diri dengan renovasi jembatan baru,” bebernya.

Kondisi yang sama terjadi pada jembatan Jalan Pisang di Desa Tembaring, Kecamatan Sebatik Barat, jembatan berbahan kayu ulin tersebut sudah termakan usia dan dikuatirkan akan ambruk sendiri.

Keberadaan jembatan Jalan Pisang sangat penting untuk transportasi lalu lalang masyarakat, dan terutama untuk petani kelapa sawit dalam mengangkut hasil panen buah di kebunnya menuju lokasi jalan raya.

“Usia kedua jembatan ini sama-sama sudah sangat tua, kondisinya juga sampai cukup memprihatinkan. Syukurnya jalan disana baik,” ungkapnya.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan

Tag: