SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kepala SMK Katolik 2 Samarinda, Patrisia Retty mengatakan tingkat budaya literasi siswa-siswi di sekolah tersebut mengalami peningkatan pada satu tahun terakhir ini.
“Saya melihatnya satu tahun terakhir ini ada kenaikan. Itu juga terlihat dari nilai asesmen nasional sebenarnya,” ungkap Retty sapaan akrabnya saat berbincang dengan Niaga.Asia di ruang kerjanya, Senin (7/8/2023).
Menurut Retty, peningkatan budaya literasi juga dapat dilihat dari kemampuan siswa-siswi dalam memahami maksud dari isi buku yang dibacanya.
Sebagai wujud dukungan terhadap budaya literasi siswa, jumlah koleksi buku bacaan di perpustakaan juga terus bertambah, terutama buku pelajaran serta buku-buku bacaan yang sesuai dengan minat siswa.
Selain di perpustakaan, bahkan di setiap kelas juga telah disediakan beberapa jenis koleksi buku bacaan, sehingga siswa dapat membaca, baik pada saat jam pelajaran berlangsung maupun saat waktu istirahat.
`”Untuk persediaan buku di perpustakaan sejauh ini masih relevan saja, karena di setiap kelas juga kami sudah menyediakan buku-buku bacaan juga,” ujarnya.
Kemudian, ungkap Retty, pada beberapa guru mata pelajaran juga seringkali menerapkan pola diskusi dalam kelas. Dalam implementasinya, setiap siswa melalui kelompok yang telah dibentuk masing-masing mencari sebuah masalah kemudian berdiskusi untuk selanjutnya dipresentasikan kepada guru mata pelajaran.
Langkah tersebut dilakukan guna mendukung siswa untuk terus berpikir kritis, termasuk melatih untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
“Apalagi sekarang sudah menerapkan kurikulum merdeka belajar. Jadi kami sering menerapkan pola diskusi dalam kelas, sehingga siswa lebih aktif dan pola pikirnya berkembang. Beberapa mata pelajaran sudah berjalan seperti Bahasa Inggris, PKN, bahasa Indonesia, serta beberapa mata pelajaran lainnya,” ungkapnya.
`Selain budaya literasi, siswa juga diarahkan untuk mengikuti beberapa kegiatan lainnya di sekolah, seperti tari dan beberapa jenis olahraga. Tujuannya agar segala potensi yang dimiliki dapat terus berkembang, termasuk mencintai budaya lokal melalui seni tari.
`”Kami mengarahkan siswa untuk wajib memilih salah satu ekschool yang ada di sekolah, sehingga mereka (siswa) ada wadah untuk pengembangan diri,” imbuhnya.
Sementara Petugas Perpustakaan, Natalia Song mengaku, biasanya siswa-siswi yang berkunjung ke perpustakaan tidak hanya membaca buku saja, tapi juga kerap melakukan diskusi berdasarkan kelasnya masing-masing.
“Setiap hari selalu ada siswa yang berkunjung ke perpustakaan. Perpustakaan ini kami buka mulai jam 07.15 sampai jam sekolah selesai, karena kan kami full day,” sebutnya.
Natalia mengaku, bahwa setiap buku yang masuk di perpustakaan sekolah, terlebih dahulu akan di cek sehingga buku-buku yang disediakan betul-betul sesuai dengan usia siswa serta yang paling penting adalah menghindari buku-buku yang mengandung ajaran radikal dan melenceng dari ajaran gereja.
“Kami juga sudah melakukan pemesanan buku, ini sekaligus untuk menyesuaikan dengan kurikulum merdeka,” terangnya.
Berikut visi dan misi Perpustakaan SMK Katolik 2 Samarinda.
Visi: Berperan aktif dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan dengan mengembangkan perpustakaan menjadi pusat belajar di sekolah.
Misi: Memenuhi kebutuhan perpustakaan dan kelengkapan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah dengan cara meningkatkan kualitas layanan di perpustakaan.
Tujuan: Meningkatkan minat baca untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui perpustakaan yang berfungsi: Sebagai sumber untuk bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dengan mudah dan hemat biaya.
Kemudian sebagai alat penghubung antara generasi, masyarakat dan bangsa.
Dan berfungsi sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Penulis: Teodorus | Editor: Intoniswan | Advetorial
Tag: SMA