SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Indonesia Emas 2045 maupun Kalimantan Timur (Kaltim) Emas 20245 dan keluar dari jebakan pendapatan menengah atau ’middle income trap’ mensyaratkan pertumbuhan ekonomi 8% per tahun dalam 5 tahun ke depan.
Syarat untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan sebesar 8% dalam 5 tahun ke depan itu ada empat pilar strategis sebagai penopangnya. Artinya Kaltim memperkuat ketahan daerah, mengembangkan bisnis baru, membangun sumber daya manusia (SDM), dan mendorong dekarbonisasi.
Demikian dikemukakan Ketua Perencanaan Investasi Kadin Indonesia, Reza Valdo Maspaitella etika menjadi narasumber dalam acara Temu Responden Bank Indonesia Provinsi Kaltim Tahun 2024 dengan tema: “Peluang dan Tantangan Investasi di Provinsi Kaltim di Tengah Dinamika Global” diselenggarakan Bank Indonesia Perwakilan Kaltim, Kamis, 10 Oktober 2024 di Hotel Mercure Samarinda.
Temu Responden Tahun 2024, menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto, diselenggarakan dalam rangka memperkuat sinergi serta kolaborasi antara Bank Indonesia dan responden liaison.
Peserta Temu Responden dihadiri 170 tamu undangan, yang terdiri dari perwakilan instansi vertikal, organisasi pemerintahan daerah (OPD), akademisi, serta seluruh korporasi di wilayah kerja KPw BI Provinsi Kaltim yang menjadi responden.
Menurut Reza, Memperkuat Ketahanan Kita (Daerah) artinya Kaltim meningkatkan ketahanan pangan dan air dan memastikan ketahanan energi dan transisi ke sumber energi yang lebih bersih.
“Bila ini dapat dicapai, maka hasil yang diperoleh adalah meningkatnya ketahanan daerah,” ujar Reza dalam makalahnya yang diberi judul “Sinergi Pemerintah dan Swasta Dalam Mendukung Investasi Kalimantan Timur”.
Kemudian, mengembangkan bisnis melalui peningkatan produktivitas di sektor-sektor saat ini dan mendorong inovasi dan kewirausahaan untuk meraih peluang/sektor baru.
Selanjutnya membangun SDM. Artinya pemerintah daerah berinvestasi’ pada kesehatan, nutrisi, pendidikan Masyarakat dan memberdayakan populasi yang rentan.
Terakhir, mendorong dekarbonisasi dan berusaha meraih peluang bisnis hijau baru dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, serta mewujudkan circular economy.
Reza juga memaparkan tantangan dan kesempatan yang dihadapi Provinsi Kaltim, serta delapan aspek yang perlu dimiliki ke depan.
Pertama; memiliki Kapasitas Manajemen Resiko dalam penanganan krisis ekonomi serta penerapan manajemen resiko yang efektif. Kedua; Transformasi Ekonomi dengan menciptakan dan mengembangkan sektor ekonomi baru.
Ketiga; Akselerasi investasi melalui pengembangan industry strategis yang sudah ada dan perbaikan iklim investasi. Keempat; Percepatan Transisi Energi untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil dan penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor lahan.
Kelima, ujar Reza, siap menghadapi tantangan inflasi, dimana diprakirakan masih tetap tinggi yang disebabkan peningkatan komoditas pangan. Keenam; Peningkatan industrialisasi berbasis Pengolahan Komoditas Pertanian; Penguatan daya saing Pariwisata; Peningkatan nilai tambah usaha kreatif dan digital.
Ketujuh; Sinkronisasi kebijakan untuk meningkatkan inklusivitas ekonomi dan Keuangan Masyarakat. Kedelapan; Kebijakan investasi diarahkan untuk hilirisasi dan kolaborasi UMKM dengan usaha besar.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: Ekonomi Kaltim