SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kinerja ekspor Kalimantan Timur (Kaltim) di Bulan Jaunari 2024 mulai loyo, karena terpengaruh melemahnya kinerja ekonomi di negara-negara tujuan ekspor komoditi Kaltim, seperti China dan India, sehingga ekspor komoditi pertambangan, seperti batubara menurun.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim dalam berita resminya yang disampaikan Jum’at (1/3/2024), nilai ekspor Provinsi Kaltim pada Januari 2024, tercatat US$1.946,46 juta, atau turun sebesar 9,89 persen dibandingkan dengan nilai ekspor Desember 2023.
Meski demikian, ekspor migas mengembirakan, karena pada Januari 2024 tercatat sebesar US$300,21 juta, atau naik sebesar 55,90 persen dibandingkan dengan Desember 2023.
“Sebaliknya, ekspor nonmigas tercatat US$1.646,26 juta, atau turun sebesar 16,32 persen,” ujar Kepala BPS Kaltim, DR. Yusniar Juliana, S.ST, MIDEC.
Ekspor nonmigas memiliki kontribusi sebesar 84,58 persen, sedangkan 15,42 persen sisanya disumbang oleh ekspor migas.
Dijelaskan Yusniar, berdasarkan golongan barang, peningkatan nilai ekspor nonmigas terbesar pada Januari 2024 terhadap Desember 2023 terjadi pada golongan barang lemak dan minyak hewani/nabati yang naik sebesar US$123,25 juta (63,03 persen).
“Sebaliknya penurunan nilai terbesar terjadi pada golongan barang bahan bakar mineral sebesar US$396,21 juta (-24,43 persen).”
Pada Januari 2024, Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor utama yang memiliki peranan terbesar dengan nilai ekspor sebesar US$580,44 juta (35,26 persen), diikuti India dengan nilai sebesar US$266,77 juta (16,20 persen), dan Jepang sebesar US$155,74 juta (9,46 persen).
Menurut sektor, pada Januari 2024, turunnya nilai ekspor nonmigas pada Januari 2024 disebabkan oleh turunnya nilai ekspor pada hasil tambang sebesar 24,43 persen. Sebaliknya, nilai ekspor hasil industri dan hasil pertanian meningkat.
Tiga pelabuhan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap total nilai ekspor Provinsi Kalimantan Timur pada Januari 2024 adalah Pelabuhan Balikpapan (US$634,24 juta), Pelabuhan Samarinda (US$434,71 juta), dan Pelabuhan Tanjung Bara (US$380,60 juta).
Impor naik
Sementera nilai impor Provinsi Kaltim pada Januari 2024, menurut Yusniar, tercatat sebesar US$426,53 juta, atau naik sebesar 1,54 persen jika dibandingkan dengan nilai impor Desember 2023.
Nilai impor nonmigas tercatat sebesar US$131,54 juta, atau naik sebesar 20,24 persen dibandingkan dengan nilai impor Desember 2023.
“Sebaliknya, nilai impor migas Januari 2024 tercatat sebesar US$295,00 juta, atau turun sebesar 5,04 persen,” katanya.
Pada Januari 2024, kenaikan persentase terbesar dari impor barang nonmigas adalah berbagai produk kimia yang mengalami kenaikan sebesar 487,26 persen. Sebaliknya, penurunan persentase terdalam dari impor barang nonmigas terjadi pada golongan barang bahan kimia organik sebesar 26,71 persen.
Menurut BPS Kaltim, dilihat dari peranannya terhadap total impor nonmigas Januari 2024, kontribusi terbesar negara asal barang didominasi oleh Tiongkok sebesar US$36,11 juta dengan peranan 27,45 persen, diikuti oleh Amerika Serikat sebesar US$16,08 juta dengan peranan 12,23 persen, dan Jerman sebesar US$15,62 juta dengan peranan 11,88 persen.
Menurut golongan penggunaan barang, pada Januari 2024 golongan barang konsumsi dan golongan barang modal mengalami peningkatan masing-masing sebesar 15,86 persen dan 33,62 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sebaliknya, golongan bahan baku/penolong mengalami penurunan sebesar 1,77 persen.
“Neraca perdagangan Provinsi Kalimantan Timur pada Januari 2024 mengalami surplus sebesar US$1.519,93 juta. Neraca perdagangan sektor nonmigas tercatat surplus sebesar US$1.514,72 juta, sementara sektor migas tercatat surplus sebesar US$5,21 juta,” demikian Yusniar.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: Eksim Kaltim