SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Kelangkaan elpiji 3 Kg di kota Samarinda lebih dari dua pekan ini sudah meresahkan masyarakat. Bahkan masyarakat memperoleh elpiji subsidi itu berada jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) ditetapkan Rp 18 ribu per tabung untuk kota Samarinda. Pertamina menyarankan masyarakat menggunakan Bright Gas non subsidi.
Persoalan ekonomi dan sosial itu memicu aksi unjuk rasa mahasiswa di depan kantor Terminal BBM Samarinda di Jalan Cendana, Senin 19 Juli 2023.
Sales Area Manager Kaltimtara PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Ayub Ritto menyampaikan definisi langka yang tengah ramai belakangan ini. Menurutnya, barang subsidi itu disesuaikan dengan kemampuan negara.
“Karena memang barang subsidi, pasti angkanya terbatas. Misalkan saja, negara bisa memberikan angka subsidi 100. Jika kita menyalurkan lebih, itu tidak diganti oleh pemerintah,” kata Ayub.
Menurutnya Ayub, pemerintah telah menetapkan besaran kuota elpiji kepada Dirjen Migas Kementerian ESDM. Di mana, Pertamina hanya bertanggung jawab untuk distribusi hingga ke pangkalan.
Baca juga: Distribusi Elpiji 3 Kg Samarinda Sesuai Kuota, Pertamina Ingatkan Warga Tidak Menimbun
Karena itu, banyak masyarakat yang mengeluhkan kenaikan gas elpiji di atas HET. Mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 40 ribu per tabung elpiji 3 Kg.
Ayub menegaskan bahwa pihaknya berjanji akan menindak para pengecer yang menjual gas melon di atas harga HET.
“Tolong tunjukan ke kami, pangkalan mana saja yang jual diatas HET? Sertakan foto dan lokasinya, kami akan menindak tegas,” kata Ayub.
Tidak hanya itu, Ayub juga menyebut Pertamina telah memberikan solusi agar kebutuhan elpiji masyarakat bisa terpenuhi, di tengah kesulitan mendapatkan elpiji subsidi 3 Kg.
“Kami akan siapkan Bright Gas yang warna merah muda. Subsidi itu di mana-mana pasti terbatas. Kalau tidak terbatas bukan subsidi namanya, itu komersil,” tutup Ayub.
Penulis: Annisa Dwi Putri | Editor: Saud Rosadi
Tag: BUMNEkonomiLPG SubsidiPertaminaPertamina Patra NiagaSamarinda