
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Indeks harga yang diterima petani (It) di Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan perkembangan harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Secara umum, rata-rata It pada 2024 sebesar 165,24 yang berarti bahwa tingkat harga produksi pertanian mengalami kenaikan secara rata-rata 65,24 persen terhadap produk yang sama pada tahun dasar 2018.
“Rata-rata It selama enam tahun terakhir terus menujukkan peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2024, It mengalami kenaikan sebesar 10,72 persen dibandingkan dengan rata-rata It tahun 2023. Peningkatan ini lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada tahun 2023 yang tercatat sebesar 6,81 persen, jika dibandingkan dengan rata-rata It tahun 2022.
Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Dr. Yusniar Juliana, S.ST, MIDEC dalam laporan “Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Kalimantan Timur 2024” yang dipublikasikan April lalu.
Sepanjang tahun 2024, dari Januari hingga Desember, It cenderung mengalami tren yang meningkat. Kenaikan It tertinggi terjadi pada Maret, dengan persentase sebesar 3,58 persen, dari 158,02 pada Februari menjadi 163,68 pada Maret.

Menurut Yusniar, kenaikan ini merupakan efek dari meningkatnya permintaan menjelang Bulan Ramadan yang dimulai pada minggu kedua Maret sehingga mendorong kenaikan harga komoditas pertanian. Tercatat hanya terjadi 3 kali penurunan It di tahun 2024, yaitu pada bulan Mei, Juni dan September.
“Jika dilihat menurut subsektor, selama dua tahun terakhir It seluruh subsektor mengalami pertumbuhan positif. Pada tahun 2024, kenaikan It tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat, yang meningkat sebesar 15,81 persen, dari 195,02 pada tahun 2023 menjadi 225,85 pada tahun 2024,” katanya.
It subsektor tanaman perkebunan rakyat juga tercatat sebagai yang tertinggi dibandingkan subsektor lainnya.Sementara itu, subsektor peternakan mengalami kenaikan It terendah pada tahun 2024, yaitu hanya sebesar 0,31 persen.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: Petani