
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pemprov Kaltim menyatakan diperlukan waktu hingga 4 tahun untuk mengaliri listrik di 109 desa di Kaltim yang masuk wilayah terisolir dan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Kepala Dinas ESDM Kaltim Bambang Arwanto mengatakan, dinasnya telah berupaya mengalirkan listrik 25 desa di Kaltim setiap tahunnya.
“Kita punya 109 desa yang belum teraliri listrik. Setiap tahun targetnya 25 desa jadi sekitar 84 desa yang harus dituntaskan, sekitar 4 tahunan selesai,” kata Bambang, Senin 10 Maret 2025.
Bambang menyebutkan 109 desa yang belum teraliri listrik itu, di antaranya tersebar di wilayah Kutai Barat (Kubar), Mahakam Ulu (Mahulu), Berau, Paser, dan Kutai Kartanegara (Kukar).
Untuk mengatasi permasalah listrik itu, ESDM Kaltim terus melakukan koordinasi yang intensif bersama pihak PLN sebagai penyedia tenaga listrik dan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan seperti jaringan transmisi, gardu induk, dan jaringan distribusi, agar 109 desa terisolir dan tertinggal itu dapat teraliri listrik.
Namun, menurut Bambang, jangkauan listrik yang disediakan PLN sendiri masih terbatas, terutama pada daerah-daerah terpelosok.
“Apabila PLN belum bisa mengerjakan, kita dari ESDM yang akan mengerjakan. Karena memang jaringan PLN dan infrastruktur di beberapa daerah belum terjangkau,” jelas Bambang.
Oleh karena itu, guna menjangkau pengaliran jaringan listrik di 109 desa itu, Dinas ESDM Kaltim ke depannya juga akan menggandeng pihak swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Di tahun depan kita sudah mulai mensinergikan dengan program perusahaan, agar program pengembangan masyarakat di masing-masing perusahaan bisa mengatasi permasalahan listrik di daerah 3T, seperti pembuatan panel surya,” demikian Bambang Arwanto.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: Daerah 3TEnergiKaltimListrik