SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Secara administratif, Pampang adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, tapi lebih dikenal sebagai desa budaya, karena di Pampang inilah masyarakat Dayak paling banyak bermukim, dan hingga kini terus berupaya mempertahankan dan mengembangkan budaya dan tradisinya dari generasi tua ke generasi muda.
Masyarakat Dayak yang tinggal di Pampang, mayoritas tinggal di RT 03. Saat ini akses ke desa budaya Pampang sudah relatif mudah, karena jalan sudah bagus. Pampang berada di kiri jalan poros atau KM 5 Samarinda-Bontang, tepatnya di KM 5.
Mayoritas penduduk Pampang ini memang beragama Kristen, namun mereka hidup berdampingan dengan penuh kerukunan dan saling menghormati perbedaan dengan ummat islam. Pengembangan budaya toleransi dalam masyarakat Pampang, tidak terlepas dari pengaruh yang dibangun Kepala Adat Pampang, Esrom Palan.
Esrom memancarkan kebahagiaan saat menceritakan pengalamannya merayakan Idul Fitri bersama umat muslim di Pampang.
“Meskipun mayoritas penduduk beragama Kristen, kami semua bersatu dan bergembira menyambut hari raya Idul Fitri, di Pampang ini tak ada pernah ada konflik antar ummat beragama, maupun antarsuku,” tuturnya saat menjawab Niaga.Asia, Jumat (12/4/2024).
Ia mengaku masyarakat Dayak di Pampang, mengerti betapa pentingnya mengembangkan sikap toleran, saling menghormati perbedaan di tengah keragaman budaya dan agama, pentingnya menjaga persatuan dan harmoni dalam membangun bangsa yang kuat dan sejahtera.
“Perbedaan agama bukanlah halangan untuk hidup berdampingan dengan damai. Masyarakat desa ini saling menghormati keyakinan masing-masing dan menjalin hubungan yang harmonis,” tegasnya.
Menurut Esrom Palan, sebagai pemimpin adat, ia berusaha mendorong warganya untuk selalu saling menghormati dan menghargai perbedaan. Ummat Kristiani di Pampang punya semangat yang kuat menjaga persatuan, bersatu padu dalam merayakan hari raya Idul Fitri.
Penulis: Yuliana Ashari I Editor: Intoniswan
Tag: pampang