Fajar Lase Perkenalkan Portal DJKI kepada Mahasiswa Untag Samarinda

Fajar Lase saat perkenalkan Portal DJKI kepada Mahasiswa di Samarinda (Foto: Teodorus/iaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Staf Khusus (Stafsus) Menkumham bidang Transformasi Digital,  Fajar BS Lase kembali memperkenalkan portal DJKI (Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual). Kali ini, aplikasi layanan yang menyediakan informasi terkait Kekayaan Intelektual dikenalkan kepada mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Rabu (8/3/2023).

Disebutkan Fajar, aplikasi Portal DJKI ini merupakan upaya pemerintah dalam memudahkan masyarakat untuk mendaftarkan hak cipta dan jenis kekayaan intelektual lainnya, yakni melalui aplikasi Portal DJKI atau akses website dgip.go.id.

“Mari kita cegah terjadinya kasus atau sengketa kekayaan intelektual dengan memahami pentingnya menjaga hak kekayaan intelektual sehingga setiap inovasi dan kreativitas dapat terus terasah dan potensi bisnis kita yang bernilai ekonomi dapat terus ditingkatkan,” kata Fajar.

Dalam kesempatan itu, Fajar Lase mengajak para mahasiswa mengunduh atau mendownload aplikasi Portal DJKI dari Play Store (Android) atau App Store (iOS).

“Selama ini banyak orang yang tidak tahu cara mendaftarkan dan mengecek kekayaan intelektual seperti Hak Cipta, Merek dan sebagainya. Sekarang buka Handphone saudara buka Play Store kalau pakai HP Android dan iOS buka App Store, kemudian unduh Portal DJKI,” paparnya.

Dalam aplikasi tersebut, jelas Fajar,  bisa cek jenis-jenis kekayaan seperti Merek, Paten, Hak Cipta, Desain Industri dan lain-lain. Buka Pangkalan Data Kekayaan Intelektual, di situ kita bisa cek apakah Merek produk atau Hak Cipta Kita sudah dipakai oleh orang lain atau belum.

“Dalam aplikasi tersebut, para pelaku usaha atau pencipta kekayaan intelektual bisa mendaftarkan kekayaan intelektualnya.” Ungkapnya.

Ditambahkan, saat ini ada kemudahan untuk menguasai dunia yaitu secara digital atau online, karenanya semua kekayaan intelektual (Hak Cipta, Paten, Merek, Desain Industri, Rahasia Dagang, Indikasi Geografis dan lainnya) atau produk dari kreasi dan kreativitas itu perlu dilindungi secara hukum.

“Jika tidak, pemilik kekayaan intelektual akan kehilangan hak royalti, timbul pembajakan atau plagiarisme, serta risiko disalahgunakan untuk kejahatan,” imbuhnya sembari mengatakan, selain mendapatkan perlindungan, pelaku usaha yang sudah mendaftarkan kekayaan intelektualnya, maka produknya bisa dipasarkan melalui Marketplace seperti Shopee, Tokopedia dan sebagainya.

Penulis:  Kontributor Niaga Asia,Teodorus | Editor:  Intoniswan

Tag: