Farid Wadjdy Kenang Awang Faroek Pemimpin Visioner dan Selalu Aktif 24 Jam

Farid Wadjdy ditemui di halaman kantor Gubernur Kaltim Jalan Gajah Mada, Samarinda, Senin 23 Desember 2024. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Wakil Gubernur provinsi Kalimantan Timur periode 2008-2023, Farid Wadjdy melihat Gubernur Kaltim dua periode, Awang Faroek Ishak selama lima tahun bersama membangun Kaltim, sebagai sosok yang penuh dedikasi dan bekerja penuh 24 jam nonstop.

Awang Faroek Ishak, Gubernur Kaltim dua periode 2008-2018 wafat pada Minggu 22 Desember 2024 malam. Awang tutup usia di usia 76 tahun dan dimakamkan di Tenggarong, Senin 23 Desember 2024.

Sebelum meninggal, Awang Faroek sempat melakukan perawatan medis di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dan dikabarkan meninggal pada pukul 21.15 Wita. Tepat pukul 02.00 Wita, jenazah Awang Faroek Ishak tiba di rumah duka di Samarinda.

Kepergian mantan Awang Faroek Ishak ini meninggalkan kesedihan mendalam untuk warga Kaltim.

Farid Wadjdy melihat almarhum Awang Faroek Ishak, sebagai sosok pemimpin yang visioner dan pekerja keras.

“Selama lima tahun saya mendampingi beliau, tentu banyak hal yang beliau ajarkan kepada kita, beliau penuh dengan gagasan,” kata Farid ditemui di Halaman Kantor Gubernur Kaltim Jalan Gajah Mada Samarinda, Senin 23 Desember 2024.

Awang Faroek merupakan sosok tokoh yang tidak pernah berhenti berinovasi, kreatif dan penuh dedikasi dalam membangun Kaltim. Salah satu ciri khas yang melekat selama kepemimpinan Awang Faroek adalah etos kerja yang tinggi.

“Pemikiran Pak Awang hanya kerja, tidak ada hari tanpa bekerja. Beliau meminta seluruh staf termasuk saya, untuk aktif handphone 24 jam,” kenang Farid.

Menurutnya, Awang Faroek berhasil menjadi pemimpin yang begitu fokus pada pembangunan infrastruktur Kaltim di era kepemimpinannya.

“Perintah beliau selama 24 jam harus kita respons. Artinya beliau tidak pernah berhenti berkerja maupun sudah pulang ke rumah,” sebut Farid.

Semasa hidupnya, Awang Faroek memegang berbagai jabatan strategis, mulai dari dosen, dekan, Bupati, hingga Gubernur. Pria kelahiran Tenggarong itu dijuluki sebagai ‘Bapak Pembangunan Kaltim’ karena perannya yang signifikan dalam mewujudkan Kaltim makmur dan berkelanjutan.

“Pembangunan Kaltim sangat melekat dan menjadi opini serta cita-cita dalam membangun infrastruktur lebih baik,” ucap Farid.

Farid Wadjdy menyebutkan infrastruktur yang berhasil dibangun dan paling melekat bagi masyarakat Kaltim selama kepemimpinan Awang Faroek Ishak bersama dirinya adalah jalan tol Balikpapan-Samarinda yang dibangun mulai tahun 2016 lalu

Jalan tol pertama di Kalimantan tersebut bisa dibilang dibangun atas prakarsanya dan sebagian dibiayai APBD Kaltim. Oleh karena itu banyak yang mengusulkan agar jalan tol Balikpapan-Samarinda ini dinamai Jalan Tol Awang Faroek Ishak.

Pembangunan selanjutnya yakni Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto di Samarinda yang kini menjadi salah satu pintu gerbang utama bagi mobilitas udara di Kalimantan Timur.

Selama kepemimpinan Awang Faroek-Farid Wadjdy juga, RSUD A Wahab Syahranie Samarinda dan RSUD Kanujoso Balikpapan menjadi rumah sakit rujukan tipe A terbaik.

“Kemudian pembangunan
Jembatan Pulau Balang dan Mahkota yang saat ini sudah bagus,” ujarnya.

“Hari ini jika tidak ada jembatan, tol, dan bandara, saya tidak bisa membayangkan bagaimana macetnya Kalimantan saat ini,” sambungnya.

Tentunya kepergian Awang Faroek Ishak ini menyelimuti luka mendalam bagi warga Kaltim. Meskipun begitu, ia berharap keluarga, kerabat dan masyarakat dapat legowo dan bertabah hati.

“Kita tidak boleh sedih berkelanjutan tapi memikirkan bagaimana bisa lahir sosok Awang Faroek berikutnya,” demikian Farid Wadjdy.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: