
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Fender dan pilar keempat Jembatan Mahakam I di Samarinda, Kalimantan Timur, kembali ditabrak ponton bermuatan batubara. Insiden yang terjadi pada Sabtu malam (26/4), sekitar pukul 23.30 WITA ini yang ke-23 kalinya sejak jembatan tersebut beroperasi tahun 1986.
Dugaan sementara, insiden ini dipicu oleh putusnya tali towing kapal, sehingga ponton terbawa arus Sungai Mahakam dan menghantam bagian safety fender pada pilar keempat (P4) jembatan.
Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, kerusakan cukup signifikan terjadi pada struktur fender, yang berfungsi menjadi pelindung tiang jembatan.
Menanggapi kejadian ini, Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono, mengaku telah turun ke lokasi kejadian dan menggunakan speed boat dan melihat langsung dampak dari ditabraknya fender dan tiang ke 4 jembatan.
“Ini tidak bisa lagi dianggap sebagai kelalaian biasa. “Ini bukan pertama kali. Kejadian ini terus berulang meski sudah ada aturan yang jelas. Dalam Perda No. 1 Tahun 1989 disebutkan bahwa radius 500 meter dari jembatan harus steril, bahkan hingga 5 km di kanan kirinya,” tegas Sapto saat di temui usai tinjauan, Minggu (27/4/2025).
“Baru 16 Ferbruari lalu ditabrak ponton bermuatan kayu industri, ini baru 2 bulan kejadian lagi,” imbuhnya.

Ia menyebut kejadian ini harus masuk ranah pidana dan meminta pertanggungjawaban dari pihak terkait, terutama dari KSOP Samarinda dan Pelindo.
Ia juga mengaku telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN), Kantor Gubernur, dan Ketua DPRD Provinsi.
“Tidak ada alasan. Tali putus atau apapun bentuknya, itu menunjukkan mitigasi yang tidak lengkap. Penambatan kapal juga tidak boleh di area ini. Sudah seharusnya ada areal tambat khusus yang jauh dari objek vital seperti jembatan,” tegasnya lagi.
Sapto menegaskan pihaknya akan segera memanggil semua instansi terkait untuk menggelar rapat evaluasi menyeluruh. Rapat tersebut diharapkan bisa terlaksana dalam satu atau dua hari ke depan, guna membahas langkah konkret yang bisa diambil agar kejadian serupa tak terulang.
“Ini bukan sekadar kesalahan teknis, tapi ancaman serius terhadap keselamatan publik. Jangan sampai warga Kalimantan Timur menjadi korban lagi, cukup tragedi di Kukar menjadi pelajaran,” tambahnya dengan nada prihatin.
Sementara itu, Kepala Bidang Keselamatan Berlayar, Patroli, dan Penjagaan KSOP Samarinda, Yudi Kusmiyanto, membenarkan bahwa tim KSOP telah berada di lokasi untuk melakukan investigasi awal dan mengamankan area terdampak.
“Tim kami telah berada di lokasi sejak malam kejadian. Kami sedang berkoordinasi untuk melakukan investigasi menyeluruh atas penyebab pasti dan pihak-pihak yang bertanggung jawab,” ujar Yudi saat di konfirmasi.
Hingga berita ini diturunkan, aktivitas lalu lintas di sekitar jembatan Mahakam I masih berjalan normal, namun pengawasan di sekitar area pilar sepertinya ditingkatkan pihak-pihat terkait.
Penulis : Nai | Editor : Intoniswan | ADV DPRD Kaltim
Tag: Jembatan Mahakam