Penulis: Rudiansyah, Ketua KPU Kaltim Periode 2019-2024
Pemilihan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) akan diadakan kembali, dan beberapa nama telah muncul sebagai Bakal Calon (Balon), termasuk Isran Noor, mantan Gubernur Kaltim, Rudi Mas’ud, anggota DPR RI dan Ketua DPD Partai Golkar Kaltim, Walikota Samarinda Andi Harun, dan Plt Gubernur Kaltim Akmal Malik.
Belum ada perubahan yang menarik tentang kontestan di Pilgub Kaltim tahun 2024 ini sebab, semua Balon merupakan seorang pria. Ini sudah kesekian kalinya, para elit belum ada yang mampu menyediakan calon atau kandidat dari kaum hawa.
Padahal, apabila ada calon dari kaum hawa atau perempuan. Itu bisa menjadi faktor utama pemenangan. Contohnya, DR. Ir. Hetifah Sjaifudian, M.P.P yang kini periode ketiganya terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kaltim. Bahkan di Pemilu 2024 dengan perolehan suara yang sangat besar yakni 146.023 suara.
Ibu Hetifah ini memiliki pemilih yang loyal dan cerdas. Nilai positifnya sudah setengah kemenangan. Karena suara yang memilih Ibu Hetifah itu adalah suara loyalis yang cerdas, dan bukan pemilih transaksional.
Ditengah jumlah kandidat di Pilgub yang terbatas, dicalonkannya Ibu Hetifah, sebetulnya justru menambah pasar pemilih dari perempuan.
Pilkada November 2024 “kemungkinan” sangat transaksional. Tapi dibalik itu, ada anomali. Ibu Hetifah pasti bisa mengkristalkan suara pendukungnya yang loyalis. Menjadi kekuatan pemilih cerdas tersendiri.
Pemilih cerdas itu dapat diartikan seorang Hetifah telah mampu mendapatkan suara dengan melawan arus transaksional. Karena Hetifah Lebih membangunan komitmen kerja. Sehingga setelah menjadi wakil Kaltim di pusat. Hetifah telah banyak memberikan sesuatu yang positif dan melahirkan kepercayaan.
Sekedar diketahui, transaksional secara harfiah berarti “sebuah transaksi atau terjadi pertukaran”. Atau bisa dikatakan suara pemilih akan diganti dengan sebuah hadiah.
Bicara pilkada, apabila kontestan hanya mengandalkan kekuatan logistik itu cukup rawan atau lemah. Dikarenakan kontestan Pilgub itu nanti sangat terbatas. Beda dengan pileg yang kontestannya ratusan dalam satu tingkatan. Karena terbatas, maka sesama kandidat akan sangat awas kepada kontestan lainnya. Sehingga kekuatan logistik belum tentu menemui ruang yang terbuka bahkan bisa jadi bumerang.
Tapi bagi figur yang sudah pernah berbuat untuk Kaltim tentu memiliki tingkat kepercayaan yang lebih besar dan berujung pada tingkat keterpilihan. Justru itulah, figur seperti Hetifah inilah yang sangat kuat. Bahkan siapapun yang berpasangan dengan Hetifah setengah pekerjaannya sudah didapat.
Siapapun yang mampu bergandengan dengan Hetifah atau figur seperti Hetifah memiliki kekuatan kapital sosial, bukan kapital modal. Yang sudah dianggap berbuat untuk Kaltim tentu sangat besar peluangnya menang di pilkada.
Dan bicara khusus Hetifah, selain memiliki pemilih cerdas, dia juga telah menjadi bagian dari keterwakilan perempuan dalam politik di Kaltim. Jadi, apabila mau melihat pandangan akar rumput pemilih, sudah saatnya para elit parpol mengajukan calon se-kualitas Hetifah dan atau figur-figur lain seperti Hetifah.@
Tag: Pilkada 2024