SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim mengajak 28 peserta dari 13 provinsi di Indonesia untuk bijak dan cerdas dalam bermedia sosial, sekaligus menangkal hoaks yang mungkin saja beredar di tengah masyarakat.
Para peserta itu hadir di Hotel Mercure Samarinda, mulai 13-16 November 2024, dalam rangkaian karantina Putri Muslimah Nusantara.
Memasuki hari kedua karantina, Kamis 15 November 2024, finalis Putri Muslimah Nusantara mengikuti pembekalan bijak dalam bersosial media dan bahaya berita hoaks, yang diberikan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim.
Pranata Komputer Ahli Muda Diskominfo Kaltim Fahmy Asa mengatakan, media sosial menjadi platform digital yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan menciptakan konten.
“Media sosial tidak hanya sebagai tempat bersosilisasi, tetapi juga sarana belajar, berinovasi dan berkolaborasi. Maka dari itu, manfaatkan medsos untuk pengembangan diri dan produktivitas Putri Muslimah Nusantara,” kata Fahmy, dalam kegiatan pembekalan di Hotel Ibis Jalan Mulawarman, Samarinda.
Menurut Fahmy melalui media sosial, segala konten mudah untuk diviralkan. Beberapa platform sosial yang sering digunakan untuk menerbitkan konten di antaranya Instagram, Facebook dan lainnya.
“Ketika anda membuat konten di Instagram contohnya, instagram menampilkan ke 10-20 persen pengikut. Ketika para pengikut mulai menyukai postingan, Instagram mulai menampilkan ke semua orang dan membuat konten tersebut viral,” ujar Fahmy.
Karena itu, Diskominfo Kaltim menekankan beberapa poin penting dalam berinteraksi di sosial media melalui pembekalan finalis Putri Muslimah Nusantara.
“Media sosial harus dimanfaatkan secara positif. Kemudian Putri Muslimah juga harus paham dampak negatif dari media sosial,” terang Fahmy.
Dengan mengetahui dampak positif dan negatif bermedia sosial, para finalis Putri Muslimah Nusantara diharapkan dapat menjadi pemimpin dalam membentuk opini positif di lingkungannya.
“Para Putri Muslimah Nusantara dapat memberikan dampak positif baik di dunia pendidikan, perkerjaan, keluarga dan kerabat,” jelas Fahmy.
Kemudian Fahmy menekankan dampak hoaks atau informasi bohong pada masyarakat yakni hoaks yang bisa mengakibatkan kepanikan, memecah belah masyarakat, dan merusak reputasi individu atau kelompok tertentu.
“Strategi mencegah hoaks, dengan mengecek kebenaran berita dari sumbernya dan pertimbangkan isi berita dan informasinya,” sebut Fahmy.
Menurut Fahmi, informasi hoaks sering ditemukan pada media sosial 93,75 persen, aplikasi pesan instan 37,50 persen dan situs berita 25 persen.
“Mengapa penyebaran konten hoaks masif dan cepat, karena masyarakat sekarang tidak peduli akan kebenaran informasi,” jelasnya.
Selain itu, para finalis Puteri Muslimah Nusantara juga didorong menjadi penggiat literasi digital yang baik, dan mengarahkan penggunaan sosial media ke hal positif.
“Sehingga mereka bisa menangkal dan menghindari informasi hoaks. Jadi bagaimana sosial media bisa dimanfaatkan dengan bijak,” tegas Fahmy Asa.
Sementara, finalis Putri Muslimah Nusantara Andi Ananda Putri Mappasakong Agustin, 18 tahun asal Balikpapan, menerangkan, program yang dia bawa dalam pemilihan Putri Muslimah Nusantara ini, dengan menawarkan program promosi UMKM untuk terkenal, salah satunya melalui platform media sosial sebagai sarana pemasarannya.
“Program yang saya bawa khususnya untuk kota Balikpapan dan Kaltim, untuk meningkatkan penjualan produk UMKM, jangan kalah dengan merek produk lainnya,” katanya.
Ananda menjelaskan, awal mula dia kontestan Putri Muslimah Nusantara ini, dikarenakan dia ingin berkontribusi untuk Kaltim.
“Kemarin saya sempat ikut Putri Muslimah Kaltim tahun lalu. Sebagai ajang kedua Putri Muslimah ini, waktunya saya untuk berkontribusi dan mengoptimalkan semuanya bahwa saya bisa,” demikian Ananda.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: HoaksMedia SosialPemprov KaltimPendidikan