SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Puan Lestari, sekelompok komunitas perempuan di Samarinda, menginisiasi gerakan peduli lingkungan sebagai bagian dari semangat HUT ke-79 Kemerdekaan RI
Forum ini mengajak seluruh perempuan untuk aktif berperan dalam mengatasi permasalahan lingkungan dan melawan krisis iklim, melalui program dan kegiatan menarik di antaranya Puan Olah Hayati, Alam Bernyanyi, Dialog Perubahan Iklim (Climate Change Dialogue), serta Kampanye Bijak Energi (Bijak Energi Campaign).
Founder Puan Lestari Hanna Pertiwi mengatakan, forum ini terbentuk dari keprihatinan terhadap kondisi lingkungan Samarinda yang semakin memprihatinkan.
“Samarinda sering sekali menghadapi cuaca yang tidak menentu. Suhu panas yang terus meningkat, hingga bencana banjir. Isu ini sebetulnya sudah menjadi perhatian sejak lama, namun intensitas topik ini masih naik turun,” kata Hanna, dalam pertemuan di Nutrihub Samarinda Jalan Anggur, Rabu 14 Agustus 2024.
Hanna menerangkan, puan lestari menyoroti fakta bahwa perempuan lebih rentan terdampak perubahan iklim dibandingkan pria.
“Berdasarkan data perserikatan bangsa-bangsa (PBB) menyebutkan bahwa 80 persen perempuan menjadi kelompok terdampak adanya perubahan iklim, karena perempuan berperan sebagai perawat dan penyedia makanan,” ujar Hanna.
“Sehingga akan memberi dampak pada pangan, lingkungan, kesehatan hingga perekonomian,” tambah dia.
Dengan semangat kemerdekaan, Puan Lestari ini terbentuk oleh 10 orang sukarelawan (Volunteer) generasi muda di Samarinda, yang berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan.
“Di Puan Lestari ini kita ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan seperti workshop dan talkshow yang akan kita laksanakan nantinya,” terang Hanna.
Hanna menyebutkan, sederetan program Puan Lestari di atas akan direalisasikan melalui rangkaian pelatihan.
“Melalui program ini nantinya kita melakukan pelatihan seperti pengolahan pangan, diskusi dan praktek praktek lainnya,” jelasnya.
Seperti program olah hayati ini berfokus pada pengolahan makanan yang lebih sehat guna menjamin ketersediaan pangan. Kegiatan ini menghadirkan kelas memasak, bersama dengan perempuan-perempuan dari berbagai latar belakang.
Program kedua yakni alam bernyanyi. Kegiatan alam bernyanyi itu ditujukan bagi anak usia 10-15 tahun, yang mana peserta akan langsung berkegiatan di taman terbuka hijau atau hutan yang berada di Samarinda.
Program ketiga, dialog perubahan iklim adalah kegiatan dialog yang menghadirkan berbagai stakeholder untuk bertukar gagasan dan solusi mengenai penanganan krisis iklim.
Lalu program keempat, kampanye bijak energi, berfokus pada gerakan kampanye akbar. Program ini membuat masyarakat dapat mengunggah foto, teks, GIF, video atau lagu tentang bagaimana cara mereka dalam menghemat energi.
Terakhir, Hanna berharap melalui empat program unggulan Puan Lestari ini ke depannya dapat dikolaborasikan dengan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, khususnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan juga Dinas Kehutanan.
“Kami juga terbuka untuk berkolaborasi dengan perusahaan yang memiliki program CSR (Corporate Social Responsibility) di bidang lingkungan,” demikian Hanna pertiwi.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: IklimLingkungan HidupPemberdayaan PerempuanPerubahan IklimSamarinda