Gadis 14 Tahun di Nunukan Dicabuli Pria Baru Dikenalnya Lewat Aplikasi TanTan

Kasi Humas Polres Nunukan AKP Siswati (niaga.asia/Budi Anshori)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA — Seorang anak gadis 14 tahun di Nunukan, Kalimantan Utara, jadi korban pencabulan pria yang baru dikenalnya lewat aplikasi media sosial TanTan.

“Mereka awalnya berkenalan di aplikasi medsos, lalu saling chatting dan telepon janjian ketemu di satu tempat yang jauh dari keramaian,” kata Kasi Humas Polres Nunukan AKP Siswati kepada niaga.asia, Kamis 13 Juli 2023.

Gadis korban pencabulan merupakan anak polos yang selama ini tidak pernah pacaran, ataupun memiliki teman dekat pria. Aplikasi TanTan sendiri dia ketahui dari iklan yang biasa muncul ketika menggunakan aplikasi Instagram di Ponsel.

Penasaran dengan aplikasi TanTan, korban mengunduh dan menginstal aplikasi itu, hingga munculnya layanan-layanan pertemanan. Dari situlah muncul rasa penasaran, hingga korban berkenalan dan berkomunikasi dengan pengguna lain pada aplikasi yang sama.

“Anak ini sekolah di asrama dengan pengawasan ketat. Gerak-geriknya terbatas dan menggunakan handphone juga dibatasi,” ujar Siswati.

Perkenalan keduanya berlanjut dengan chatting melalui WhatsApp dan Instagram. Korban saat itu pulang ke rumah orang tuanya untuk libur sekolah. Masa libur itulah dimanfaatkan korban untuk bebas bermain Ponsel.

Korban pada Rabu 12 Juli 2023 malam meminta izin untuk keluar rumah membeli minuman segar menggunakan sepeda motor. Permintaan ini dikabulkan keluarganya, karena merasa kasihan melihat anaknya jenuh selama tinggal di asrama dalam waktu cukup lama.

“Keluarganya memaklumi anaknya izin keluar rumah. Kita tahulah kehidupan di asrama ketat banyak aturan, mungkin anaknya perlu sedikit jalan-jalan,” ujar Siswati.

Selang berapa jam berjalan-jalan di malam hari itu, korban menerima notifikasi chat dari pelaku yang mengajaknya bertemu di kawasan sekitar Islamic Center, Jalan Ujang Dewa, Kecamatan Nunukan Selatan sekitar pukul 22.00 Wita.

Pertemuan pertama mereka diisi dengan percakapan ringan karena masih malu-malu. Namun siapa sangka, pertemuan itu justru menjadikan pelaku berbuat tidak senonoh terhadap korban.

“Namanya gadis baru kenal pria pasti malu-malu. Tapi teman prianya memaksa menjamah hingga terjadilah pencabulan,” ujar Siswati.

Usai pertemuan keduanya, keluarga korban heran melihat anaknya pulang ke rumah dalam kondisi baju acak-acakan tidak teratur.

“Keluarga bertanya kamu dari mana? kenapa pakaian begitu dan kenapa celana basah?” sebut Siswati menirukan pertanyaan keluarga korban.

Awalnya korban mengelak dengan alasan tidak jelas. Merasa curiga, kakak korban mengambil Ponsel adiknya dan menemukan banyak telepon masuk dan chatting korban dengan seorang pria.

“Karena dipaksa, akhirnya korban bercerita bertemu teman pria. Meluarga yang tidak terima melapor ke polisi hari Kamis 13 Juli 2023,” demikian Siswati.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Saud Rosadi

Tag: