
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud menegaskan bahwa program GratisPol masih dalam tahap penyempurnaan. Ia mengakui bahwa ada beberapa prodi yang belum tercakup, tetapi pemerintah sedang menggodok kebijakan agar cakupan program ini bisa lebih luas.
“Bu Nuri, jangan ragu. Saat ini kami sedang menyinkronkan sistem agar program ini berjalan dengan baik. Sejauh ini, semua anak Kaltim yang ingin sekolah, Insya Allah akan kami bantu,” kata Rudy Mas’ud dalam tanya jawab saat mengadakan Safari Ramadan/Salat Subuh hari ke-8 di Masjid Darunni’Mah, Jalan Slamet Riyadi, Karang Asam, Sungai Kunjang, Samarinda, Senin subuh (10/3).
Seorang guru SD Negeri 009 di wilayah Sungai Kunjang bernama Nuri mengungkapkan kegelisahannya akan program GratisPol pendidikan.
Sebagai seorang ibu tunggal dengan tiga anak, ia sangat mengapresiasi adanya GratisPol karena program ini membantu meringankan beban pendidikan.
Namun, Nuri menyoroti bahwa beberapa program studi (prodi) khususnya Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) serta S2 Kesehatan Masyarakat (Kesmas), tidak masuk dalam daftar program yang dibiayai oleh GratisPol.
“Saya sebenarnya alhamdulillah terhadap program GratisPol yang menurut saya benar-benar berguna, apalagi bagi saya yang punya 3 anak. Saya berharap anak saya mendapat program GratisPol ini. Kenapa saya tanyakan ini, karena prodinya tidak ada di berkas yang diumumkan, yaitu prodi PJOK dan Kesmas untuk S2,” ujarnya.
“Jadi pak, apakah ada kebijakan lain untuk penambahan prodi itu, karena untuk prodi PJOK dan S2 Kesmas itu belum termasuk di dalam program GratisPol. Itu saja Pak yang mau saya tanyakan, semoga ada solusinya,” tambah Nuri.
Menurut Rudy, isi dari program GratisPol masih dalam tahap penyesuaian, termasuk dengan dinas terkait.
“Saya baru seminggu menjabat, jadi masih banyak hal yang perlu kami bahas lebih lanjut, termasuk perluasan jurusan yang dibiayai oleh GratisPol,” jelasnya.
Gubernur juga menegaskan bahwa pendidikan bagi anak-anak Kaltim harus dijamin hingga usia minimal 16 tahun.
“Senang sekali kalau anak-anak sekolah kita bisa sampai dengan 20 tahun. Itu targetnya. Karena itu, persyaratannya enggak susah kok,” terangnya.
Ia menjelaskan bahwa untuk mendapatkan manfaat dari program pendidikan gratis ini, syarat utamanya hanya dua, yakni berdomisili di Kaltim dan memiliki KTP Kaltim. Tidak ada batasan berdasarkan agama, suku, atau gender.
“Yang penting mereka serius menyelesaikan kuliahnya. Nggak ada masalah dengan agama, suku dan gendernya, mau laki mau perempuan tidak ada masalah. Yang penting mereka semuanya adalah warga Kaltim,” tegasnya.
Harapan Rudy Mas’ud, dalam waktu dekat semua permasalahan teknis terkait proram GratisPol bisa diselesaikan sehingga program GratisPol ini benar-benar bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Kaltim tanpa terkecuali.
“Jangan ragu, pemerintah siap mendukung pendidikan anak-anak kita,” tutupnya.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan
Tag: GratisPol