Gubernur Resmikan Smelter Nikel, Seno Aji Harapkan 60 Persen Naker dari Lokal

Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur,  Seno Aji di smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industry. (Foto Istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Seno Aji mengharapkan pekerja di semlter nikel PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) di Desa Pendingin, Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara 60 persen dari tenaga kerja lokal.

“Tenaga kerja lokal yang dimaksud adalah  tenaga kerja dari  Kutai Kartanegara khususnya dan tenaga kerja Kaltim umumnya, diprioritaskan dipabrik pengolahan nikel ini,” kata Seno Aji saat hadir di  peresmian pembangunan konstruksi smelter nikel pertama di Kaltim ini oleh Gubernur Kaltim, H Isran Noor, Selasa pagi (19/9/2023).

Menurut Seno, DPRD Kaltim menargetkan 60 persen pekerja di smelter Pendingin dari tenaga kerja lokal melalui adanya pelatihan-pelatihan hingga menjadi tenaga kerja terampil. Dari itu syarat untuk bekerja bagi naker lokal cukup lulusan SMA sederajat.

Selain itu, politisi Gerindra ini berharap, PT KFI sebagai investor dengan nilai investasi Rp30 triliun dalam proses pembangunan smelter menggunakan semaksimal mungkin produk lokal.

“Sebisa mungkin investor prioritaskan penggunakan tenaga kerja lokal dan produk lokal dalam membangun smelter. Jika tidak ada di kaltim  baru boleh mencari ke luar,” tuturnya.

“Akan kita panggil jika ada pelanggaran terkait komitmen itu. Tindakan tegas yang akan diambil adalah merekomendasikan ke pemerintah penutupan perusahaan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalimantan Timur, Puguh Harjanto pada Niaga.Asia, mengungkapkan, proyek  smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) di Pendingin, mendapatkan pengawalan langsung dari Badan Koordinasi Penanaman Modal/Menteri Investasi.

“Izin investasi dari BKPM/Kementerian Investasi,” katanya.

Menurut Puguh, proyek smleter nikel di Sangasanga tersebut, termasuk proyek investasi  sudahmemulai kegiatannya pertengahan tahun 2022 Kaltim, bersamaan dengan realisasi investasi PT Mitra Murni Perkasa, PT Air Product East Kalimantan dan PT Borneum Internasional.

“Semuan izin investasinya dari Menteri Investasi,” ujarnya.

PT Mitra Murni Perkasa juga berinvestasi pada pabril smelter nikel, lokasinya di Balikpapan. Sedangkan PT Borneum Internasional berinvestasi pada pengolahan cangkang sawit.

“Kemudian, PT Air Product East Kalimantan berinvestasi di Sangatta, Kutai Timur pada proyek pengolahan batubara ke metahanol dengan nilai investasi Rp880 miliar. Status proyek saat ini menunggu keputusan Menkeu terkait tax holiday, atau pajak,” kata Puguh.

Smelter nikel yang dibangun PT Mitra Murni Perkasa (MMP) di Balikpapan nilai investasinya mencapai Rp 6,5 triliun. Sementara itu, smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) nilai investasinya sebesar Rp 30 triliun.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: