Gunung Marapi Erupsi, Badan Geologi: Patuhi Rekomendasi PVMBG

Gunung Marapi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. (Foto Tempo)

BANDUNG.NIAGA.ASIA – Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan rekomendasi terkait status Waspada (Level II) G. Marapi di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Rekomendasi yang diantaranya meminta masyarakat/wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah harus dipatuhi untuk keselamatan bersama.

“Gunung Marapi telah mengalmi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati 800 meter dari puncak pada tanggall 4 Desember 2023 pada pukul 22:00 WIB, Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam intensitas tebal condong ke arah barat daya. erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 3 mm dengan durasi kurang lebih 1 menit 8 detik,” kata Plt. Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam konferensi pers terkait Perkembangan Aktivitas G. Marapi Sumatera Barat, Senin (4/11).

Gunung Marapi lanjut Wafid saat ini berada pada level II (Waspada) dan sudah direkomendasikan masyarakat disekitar Gunung Marapi dan pengunjung ataupun wisatawan tidak diperbolehkan mendakai Gunung Marapi pada radius 3 Km dari kawah.

“PVMBG sudah mengeluarkan rekomendasi terkait aktivitas vulkanik Gunung Marapi dan disudah di informasikan kepada pihak-pihak terkait termasuk Pemerintah Daerah untuk dipatuhi,” lanjut Wafid.

Melengkapi Plt. Kepala Badan Geologi, Kepala PVMBG Hendra Gunawan menjelaskan, Gunungapi Marapi (2.981 meter) secara administratif terletak dalam wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. “Gunung Marapi dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang berada di Jl. Prof. Hazairin no 168 Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat,”jelas Hendra.

Diakui Hendra, sifat dari erupsi Gunung Marapi itu sangat sulit dideteksi, bahkan pengamatan secara visual yang dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2023 di kawah aktif Gunung Marapi tidak terlihat adanya aktivitas Vulaknik hal inilah yang membuat kita dan juga masyarakat gunung ini aman karena tidak terlihat adanya aktivitas vulaknik apapun. “hal inilah yang sangat berbahaya, diam seperti ini, oleh karenanya relasinya kenapa ada status Level II artinya lebih ke preventif karena secara visual memang tidak apa-apa dan secara kegempaan mungkin hanya ada satu gempa per bulan,” ungkap Hendra.

Karena sejarah erupsi kerap terjadi selalu terjadi maka lanjut Hendra, PVMBG mengeluarkan rekomendasi 3 Km dari kawah itu berdasarkan statistik adanya erupsi setiap 2 hingga 4 tahun hanya tanggal dan bulannya tidak pernah dapat diketahui.

“Rekomendasi masyarakat tidak beraktifitas apapun dalam radius 3 Km dikeluarkan PVMBG mengambil skenario terburuk karena berdasarkan statistik kejadian 3 km merupakan jarak terdampak. Dampaknya itu selalu disekitar puncak, dan itu sebenarnya buffer buat kita diyakinkan aman dan kami berharap semua pihak mematuhi ini semua,” pungkas Hendra.

Sumber: Biro KLIK Kementerian ESDM | Editor: Intoniswan

Tag: