Harga Menu MBG di Samarinda Rp 11 Ribu, Belum Termasuk Biaya Oprasional

Wakil Ketua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Samarinda Sirajul Amin (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Besaran anggran program makan bergizi gratis (MBG) di Samarinda untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), sementara ini sebesar Rp11 ribu per porsinya. Harga itu belum termasuk biaya operasional antar makanan, listrik, air, bahan bakar dan lainnya.

Seperti diketahui Samarinda menjadi kota pertama di Kalimantan Timur, yang merealisasikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak Senin 20 Januari 2025 lalu.

Meskipun menyasar satu sekolah yakni SDN 004 Sempaja di Samarinda Utara, sementara ada 510 siswa penerima manfaat MBG setiap harinya.

Wakil Ketua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Samarinda Sirajul Amin mengatakan, harga porsi makanan yang dihadirkan setiap harinya tidak berbeda-beda, dan harga tersebut telah disesuaikan dengan indeks perhitungan harga termahal di kota Samarinda.

“Kita mengikuti indeks kemahalan. Jadi untuk Samarinda, memang sudah ada indeks kemahalannya. Kita menyesuaikan ketentuan itu,” kata di SDN 004 Sempaja Samarinda, Jumat 24 Januari 2025.

Sirajul menjelaskan, untuk indeks harga termahal makanan di kota Tepian ini, kisaran Rp 11 ribu per porsinya untuk menu sederhana.

Namun untuk harga itu, baru harga biaya bahan baku dan pengelolaan makanan hingga siap jadi, belum termasuk biaya operasional pengantaran makanan ke sekolah.

Program MBG di SDN 004 Samarinda Utara (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

“Harga 11 ribu itu baru bahan baku, belum operasional seperti biaya antar makanan, listrik, air, bahan bakar. Dengan biaya operasional mungkin sekitar Rp 15 ribu per porsi. Saat ini biaya antarnya masih dari pihak mitra CV Shanum Nuraya yang tanggung,” terangnya.

Setelah seminggu berjalan, selanjutnya SPPG Samarinda juga akan melakukan evaluasi terhadap menu-menu yang sudah disediakan. Evaluasi itu meliputi berbagai aspek. Mulai dari aspek produksi, aspek distribusi hingga aspek menu yang dihadirkan.

“Dari hasil evaluasi ini nantinya apakah ada perubahan yang perlu diperhatikan dari segi ukuran makanan dan menu makanannya. Kita juga terus melakukan komunikasi dengan pihak sekolah untuk memonitor program ini,” terang Amin.

SPPG Samarinda juga menyebarkan 510 formulir kepada orang tua untuk mendata anak-anak yang memiliki alergi makanan tertentu.

“Misalnya ada siswa yang alergi susu atau telur, nanti menunya akan disesuaikan untuk mereka yang elergi, agar mereka bisa tetap makan seperti teman lainnya,” jelas Amin.

Selanjutnya, lanjut Amin, setelah SDN 004 Samarinda Utara, pelaksanaan MBG ini akan menyasar ketujuh sekolah lainnya di Samarinda.

“Kita masih menyusun perencanaan untuk 7 sekolah lainnya, sembari kita terus lihat perkembangannya, kapan bisa masuk ke sekolah-sekolah selanjutnya,” demikian Sirajul Amin.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: