Harga Rumput Nunukan Anjlok dari Rp 35.000/Kg jadi Rp12.000/Kg

Pekerja pengikat rumput laut di wilayah Mamolo, Kecamatan Nunukan Selatan.(Foto : Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Petani rumput laut di pulau Nunukan dan Sebatik mengalami kerugian paska anjloknya harga rumput laut kering dengan kadar air 35-38% di tingkat petani dari semula Rp 35.000 /kg menjadi Rp 12.000/kg, penyebabnya diduga permainan pedagang besar dan adanya panen serentak di seluruh Indonesia.

“Saya lihat di media sosial banyak petani rumput laut tawarkan tali-tali bentangan, perahu sampai pondasi,” ini tanda-tanda usaha merugi,” kata pengusaha rumput Nunukan Kamaruddin pada Niaga.Asia, Rabu (31/05/2203).

Harga jual Rp 12.000/kg kering tidak seimbang dengan biaya operasional yang dikeluarkan petani, dimana upah pekerja mengikat rumput laut tiap bentangan tali panjang sekitar 1 meter lebih sebesar Rp 11.000.

Kebutuhan biaya tiap satu bentangan tali rumput laut yang dikeluarkan petani diperkirakan Rp 35.000 terdiri, upah pekerja Rp 11.000 ditambah Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk perahu ke laut dan harga bibit rumput laut.

“Tiap bentangan tali rumput laut ditanam di laut membutuhkan biaya Rp 35.000.Kalau harga jual cuma Rp 12.000 per kilogram pastilah rugi petani,” kata kamaruddin.

Anjloknya harga terjadi sejak satu bulan terakhir, bahkan di sebagian daerah menjual dikisaran Rp 10.000 per kilogram kering. Penurunan harga yang signifikan sangat membebani masyarakat yang mengandalkan usaha rumput laut.

Kamaruddin menuding, adanya permainan harga ditingkat buyer atau perusahaan pembeli rumput dan pengepul besar yang sengaja mempermainkan harga tanpa memikirkan beban petani,

“Kalau harga begini apa yang mau dihitung lagi, pokoknya semua petani merugi dan mulai mengarah gantung tali,” bebernya.

Ditengah anjloknya harga, Kamaruddin mengajak petani Nunukan dan Sebatik kompak tidak menjual rumput laut ke pengepul. Menurutnya, ada baiknya petani meminjam modal ke bank dengan jaminan rumput laut.

Proses peminjaman modal melibatkan dinas terkait dari Pemerintah Nunukan, sebagai penghubung ke perbankan dengan estimasi nilai bunga terendah 03 persen, sedangkan pembayaran pinjaman disesuaikan dengan waktu panen.

“Misalnya kita punya rumput laut 1.000 kilogram, jadikan jaminan pinjaman 750 kilogram dengan nilai bunga paling rendah, kalau bisa dibawah 03 persen,” bebernya.

Penurunan harga rumput laut terjadi di seluruh Indonesia dikarenakan musim panen yang bersamaan, sehingga stok barang di gudang-gudang penimbunan rumput laut di Sulawesi Selatan dan Surabaya melimpah.

Metode transaksi pembelian rumput laut yang diterapkan pengusaha saat ini sangat tidak menguntungkan petani, dimana pembayaran diselesaikan setelah barang tiba di tempat atau di gudang-gudang milik pengusaha.

“Saya dengar pengusaha di Sulawesi dan Surabaya hendak menurunkan harga lagi, mungkin bisa sampai Rp 8.000 per kilogram kering,” ungkapnya.

Kamaruddin meminta, para pengusaha rumput laut kiranya tidak memukul rata harga rumput laut, penerapan standar harga hendaknya ditentukan oleh kadar kekeringan kandungan air, semakin kering semakin tinggi harga.

“Ayolah kita main kualitas rumput laut, ada barang ada harga, jangan pukul rata rumput basah dan kering sama harga,” tutupnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

 

Tag: