Harga Tanah Bikin Shook Calon Investor

Kepala DPMPTSP Kaltim, Puguh Harjanto dan Kepala DLH Kaltim,  EA Rafiddin Rizal dalam konferensi pers  yang dipandu Sekretaris Dinas Kominfo Kaltim, Edi Hermawanto Noor di Kantor Diskominfo Kaltim, Jum’at (17/2/2023). (Foto Diskominfo Kaltim)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Penetapan Kalimantan Timur (Kaltim)  sebagai ibu kota negara  (IKN) baru, jadi magnet bagi calon investor ramai-ramai menyampaikan minat berinvestasi di Kaltim. Tapi di sisi lain, IKN di Kaltim juga bikin shook calon investor.

IKN telah mimicu naiknya harga tanah, dimana tak ada yang mampu mengendalikan, terutama di kawasan penyangga IKN, seperti Balikpapan, Samarinda, Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara. Harga tanah naik berlipat-lipat, sehingga harganya sudah jutaan rupiah per meter persegi.

“IKN menjadi magnet bagi investor, tapi IKN juga memicu naiknya harga tanah, dimana bikin shook calon investor,” kata  Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, Puguh Harjanto, Minggu  (26/3/2023).

Puguh menyampaikan itu  dalam konferensi pers bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim,  EA Rafiddin Rizal, dipandu Sekretaris Dinas Kominfo Kaltim, Edi Hermawanto Noor di Kantor Diskominfo Kaltim.

Dalam konferensi pers, Puguh melaporkan realisasi investasi asing dan dalam negeri di Kaltim sepanjang tahun 2022 totalnya Rp57,76 triliun, tertinggi sepanjang sejarah Provinsi Kaltim. Rinciannya, PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) Rp39,59 triliun dan Penananman Modal Asiang (PMA) Rp18,76 triliun.

“Posisi kita (Kaltim) dalam menarik investasi dalam negeri berada di 5 besar dan untuk PMA sudah masuk 10 besar nasional,” katanya.

Menurut Puguh, ia cukup mengkhawatirkan tak terkendalinya harga tanah, karena  bisa membuat investor yang semula berminat berinvestasi di Kaltim, mengalihkan lokasi investasinya ke daerah lain.

“Terus terang saya khawatir, tak terkendalinya harga tanah di Kaltim, bisa membuat investor memilih provinsi lain yang harga tanah masih wajar sebagai daerah tujuan investasi,” ujar Puguh.

“Sementara ini, kami menawarkan ke investor berinvestasi ke Kutai Timur dan Berau, dimana harga tanah di dua kabupaten tersebut masih bisa dianggap dalam batas wajar,” imbuhnya.

Tentang bagaimana mengendalikan harga tanah agar Kaltim masih menarik bagi investor, Puguh mengatakan, memang tidak ada instansi pemerintah yang bisa mengendalikannya. Tapi bagaimanapun, lanjut Puguh, perlu ada upaya mengaturnya.

“Secara pribadi saya berpikir dan berharap, perlu ada yang usaha mengendalikan dan mengatur harga tanah pada batas wajar agar Kaltim tetap menarik bagi investor,” ucapnya.

Menjawab pertanyaan wartawan, Puguh menerangkan, minat investor asing masuk ke Kaltim setelah IKN di Kaltim, sangat tinggi, termasuk pada sektor energi baru terbarukan, sedangkan investor lokal (dari Kaltim) belum begitu aktif.

“Untuk investor asing, saya sudah 3 kali mendampingi investor asing ke lapangan. Mereka tertarik berinvestasi di Kaltim setelah IKN pindah ke Kaltim,” katanya.

Puguh juga mengabarkan, investor dari Malaysia sangat aktif mengincar peluang usaha di bidang pangan jadi di sekitar IKN dan sudah beberapa kali datang ke kawasan pengembangan IKN.

“Mereka mau buka pabrik roti, target pasarnya penduduk yang tinggal di IKN,” ujarnya.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: