Imbas Program MBG, Omset Warung di Sekitar SMPN 1 Nunukan Langsung Berkurang

Bulek Fajar pemilik warung di sekitar SMPN 1 Nunukan. (Foto : Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilaksanakan tiap sekolah berdampak terhadap kantin atau warung di lingkungan sekolah. Pemilik kantin atau warung mengeluhkan omsetnya langsung menurun.

“Hari ini saya tidak jualan nasi dan mie, biasanya tiap hari bisa habis antara 70 sampai 100 porsi,” kata pemilik warung di sekitar SMPN 1 Nunukan yang disapa pelajar dengan Bulek Fajar pada Niaga.Asia, Senin (13/01/2025).

Untuk diketahui, SMPN 1 Nunukan mulai hari ini, 13 Januari 2025 menggelar program MBG dengan jadwal makan pukul 12:00 Wita atau bertepatan istirahat kedua. Sekolah menyiapkan waktu 50 menit untuk anak-anak menyantap makanan gratis.

Meski mengurangi omset warung, Bulek Fajar mengaku akan tetap membuka usahanya setiap hari. Perempuan berusia 50 tahun ini berkeyakinan Allah sudah mengatur rezeki seseorang lewat jalan yang ditentukannya.

“Dulu saya jualan di kantin dalam sekolah, sejak Covid-19 tahun 2021 kantin ditutup, lalu saya jualan di luar pagar sekolah tepatnya di samping sekolah,” ucapnya.

Warung Bulek Fajar menjadi sasaran anak-anak SMPN 1 Nunukan dalam berbelanja. Pasalnya kantin dalam sekolah tidak menjual nasi maupun mie, minuman dan makanan ringan lainnya.

Agar tempat usahanya tetap ramai, Bulek Fajar  juga menjual aneka gorengan, empek-empek, pentol bakso, sosis dan lainnya, dimana cukup banyak diminati anak-anak, karena harganya Rp 1.000 per biji.

“Untuk minumnya ada jus buah alpukat, es teh, pop es, milo es dan minuman lainnya dalam bentuk saset, harga minuman dingin dari Rp 3.000 sampai Rp 10.000,” terangnya.

Dalam kondisi berkurangnya omset, Bulek Fajar tetap berterima kasih kepada pemerintah karena telah mengadakan MBG bagi anak-anak sekolah. MBG setidaknya akan mengurangi orang tua dalam memenuhi gizi.

Menurutnya, program MBG harus diterima semua masyarakat termasuk pemilik kantin atau warung di sekolah-sekolah. Berkurangnya omset usaha adalah bagian plus dan minus dari kegiatan ini.

“Ada plus dan minusnya, kami warung di sekolah berkurang omset, tapi sisi baiknya anak-anak dapat makan gratis tiap hari, toh kita semua punya anak,” bebernya.

Bulek Fajar berkeyakinan usaha warung miliknya tidak akan tutup atau kehilangan pembeli karena pelaksanaan MBG di SMPN 1 Nunukan digelar pukul 12:00 Wita atau bertepatan istirahat kedua sekolah.

Jumlah pelajar SMPN 1 Nunukan mencapai 840 orang. Sebagian dari anak-anak tersebut pasti berbelanja di istirahat pertama, terutama bagi siswa dan siswi yang doyan jajan dan tidak kuat menahan rasa lapar hingga siang.

“Ada saja rezekinya, kalau nasi dan mie tidak tutup, masih ada jajanan lainnya, anak-anak disini pasti jajan,” ungkapnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: