Imunisasi Anak di Kaltim, Baru Mahulu, Balikpapan dan Kutim Melampaui Target

Wahyu Hernaningsih Seno (kanan) bersama Ketua IDAI Kaltim Diane Meytha Supit dan (kiri) (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Di tengah upaya pemulihan layanan kesehatan pascapandemi, Kalimantan Timur (Kaltim) masih menghadapi tantangan ketimpangan cakupan imunisasi dasar lengkap. Berdasarkan data yang telah dihimpun oleh IDAI Kaltim, baru 3 dari 10 kabupaten/kota yang mampu menembus batas 80 persen atau melampaui target pada awal tahun 2025, yaitu Mahakam Ulu, Balikpapan, dan Kutai Timur.

Hal itu dibeberkan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kaltim, Diane Meytha Supit, saat menghadiri Talkshow Pekan Imunisasi Dunia 2025 di Gedung Olah Bebaya, Lamin Etam, Rabu (30/4).

Ia menyebutkan bahwa tiga daerah ini sebagai contoh keberhasilan dalam pemulihan layanan imunisasi setelah pandemi.

“Mahakam Ulu, Balikpapan, dan Kutai Timur jadi daerah dengan cakupan imunisasi di atas 80 persen. Ini patut diapresiasi,” ungkapnya.

Namun, ia juga menyoroti masih rendahnya cakupan imunisasi di daerah lain, termasuk Kota Samarinda yang belum masuk dalam tiga besar, meski merupakan ibu kota provinsi.

“Masih ada tujuh kabupaten/kota lain yang belum mencapai target. Samarinda salah satunya,” jelasnya.

Menurutnya, capaian yang belum merata ini menunjukkan perlunya kerja lebih keras di wilayah-wilayah tertinggal, termasuk dengan menggencarkan edukasi dan melibatkan kader di tingkat posyandu.

“Cakupan di bawah 80 persen membuka risiko penyakit yang seharusnya bisa dicegah,” tegasnya.

Sebelumnya beber Diane, juga sempat terjadi peningkatan kasus campak dan kematian anak di Kabupaten Berau. Hal ini diharapkan bisa menjadi alarm penting bagi daerah yang belum mencapai cakupan optimal.

“Ini tanggung jawab kita bersama untuk bisa meningkatkan cakupannya. Saya harap semua yang kami undang dan terlibat di sini menjadi tombak. Kader-kader ini adalah tombak kita untuk meningkatkan cakupan imunisasi,” paparnya.

Staf Ahli Pendidikan Keluarga PKK Kaltim, Wahyu Hernaningsih Seno, menambahkan bahwa imunisasi harus dilihat sebagai hak dasar anak yang wajib dipenuhi oleh semua pihak. Maka itu, pentingnya melakukan kolaborasi.

“Gerakan ini bukan milik sektor kesehatan saja. Semua harus terlibat,” ujar istri Gubernur Kaltim ini.

Pekan Imunisasi Dunia dijadikan momentum untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menutup kesenjangan cakupan dan memastikan semua anak mendapatkan perlindungan dasar yang sama.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: