
JAKARTA.NIAGA.ASIA – Indonesia dan Jepang perlu mempererat kerja sama dalam mengatasi krisis global. Peluang kerja sama di sektor energi terbarukan cukup dibutuhkan sektor energi di Jepang. Salah satunya, penyediaan produk biomassa, seperti cangkang sawit (palm kernel shell)dan pelet kayu (wood pellet) dari Indonesia.
Selain di sektor energi, Indonesia juga ingin berkontribusi sebagai mitra penyediaan pangan di Jepang. Pasalnya, sebanyak 60 persen kebutuhan pangan di Jepang masih dipenuhi dari impor.
Sebaliknya, saat ini, Indonesia juga mendorong investasi asing yang masuk ke sektor energi terbarukan sebagai bagian dari komitmen pencapaian emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060 atau lebih awal.
“Negara-negara di dunia, termasuk para pelaku bisnis, harus lebih mempererat kerja sama dan kolaborasinya untuk mengatasi krisis global. Hal ini sebagaimana yang menjadi komitmen antara pelaku bisnis Jepang dan Indonesia,” kata Wamendag Jerry saat bertemu Deputy General Manager Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI) Tetsuya Matsuoka di Tokyo, Jepang pada Selasa lalu (2/7).Turut mendampingi Atase Perdagangan Tokyo Merry Astrid Indriasari.
Wamendag Jerry menekankan, Indonesia sebagai negara produsen pangan dan produk pertanian memiliki peluang untuk menjadi mitra Jepang dalam memastikanketersediaan produk tersebut.
Meski demikian,dibutuhkan kerja sama yang menguntungkan dalam pemenuhan produk sesuai standar yang ditetapkan Jepang,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Wamendag Jerry juga mengundang JCCI dan anggotanya untuk menghadiri Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 yang diagendakan pada 9-12 Oktober 2024.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan
Tag: Ekspor