Indonesia Bisa Mengisi Kebutuhan Jepang akan Produk Biomassa dan Pangan

Partisipasi  Indonesia  di Foodex  Japan 2024 berhasil  mencatatkan  transaksi  dagang USD10,6  juta,  untuk  pembelian produk  ubi,  terung,  olahan  unggas,  camilan,  bumbu  masak,  dan rempah. ( Foto KBRI Tokyo)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Indonesia dan Jepang perlu mempererat kerja sama dalam mengatasi krisis global. Peluang kerja sama  di  sektor  energi  terbarukan  cukup  dibutuhkan  sektor  energi  di  Jepang.  Salah  satunya, penyediaan produk   biomassa,   seperti   cangkang   sawit (palm   kernel   shell)dan   pelet kayu (wood pellet) dari Indonesia.

Selain  di  sektor  energi, Indonesia  juga  ingin  berkontribusi  sebagai  mitra  penyediaan  pangan di Jepang. Pasalnya, sebanyak 60 persen kebutuhan pangan di Jepang masih dipenuhi dari impor.

Sebaliknya, saat ini, Indonesia juga mendorong investasi asing yang  masuk  ke  sektor  energi  terbarukan  sebagai bagian dari  komitmen pencapaian emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060 atau lebih awal.

“Negara-negara  di  dunia,  termasuk  para  pelaku  bisnis,  harus  lebih mempererat kerja sama dan kolaborasinya untuk mengatasi krisis global. Hal ini sebagaimana yang menjadi komitmen antara pelaku bisnis Jepang dan Indonesia,” kata Wamendag Jerry saat bertemu Deputy General Manager Japan Chamber of Commerce  and  Industry  (JCCI)  Tetsuya  Matsuoka di  Tokyo,  Jepang  pada  Selasa  lalu  (2/7).Turut mendampingi Atase Perdagangan Tokyo Merry Astrid Indriasari.

Wamendag  Jerry  menekankan,  Indonesia  sebagai  negara  produsen pangan  dan produk  pertanian memiliki  peluang  untuk  menjadi  mitra  Jepang  dalam  memastikanketersediaan  produk  tersebut.

Meski demikian,dibutuhkan  kerja  sama  yang  menguntungkan  dalam  pemenuhan  produk  sesuai standar yang ditetapkan Jepang,” imbuhnya.

Pada  kesempatan  itu,  Wamendag  Jerry  juga  mengundang  JCCI dan  anggotanya untuk menghadiri Trade  Expo  Indonesia  (TEI)  ke-39  yang  diagendakan  pada  9-12  Oktober  2024.

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: