WASHINGTON DC.NIAGA.ASIA – Di sela-sela rangkaian agenda di Washington, D.C., Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melakukan Pertemuan Bilateral dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC), Makhtar Diop.
IFC merupakan salah satu perpanjangan tangan dari World Bank (WB) yang berperan membantu melawan kemiskinan ekstrem di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia melalui kerja sama dengan sektor swasta.
Dalam pertemuan tersebut, Jumat (19/04), beragam topik dibahas mulai dari lansekap terkini perekonomian global dan domestik, hingga kerja sama yang sudah terjalin dan akan terjadi antara pemerintah Indonesia dengan IFC.
Kedua belah pihak sepakat bahwa tantangan perekonomian global terus berubah dan diwarnai beragam ketidakpastian, terutama di tengah tahun pemilihan umum di lebih dari 70 negara melaksanakan pesta demokrasinya.
Menurut Menkeu, hal ini akan membawa perubahan-perubahan kebijakan luar negeri di seluruh penjuru dunia.
”Untuk kondisi domestik, kami sepakat bahwa kondisi fiskal Indonesia masih begitu kuat. Penerimaan negara terus berkembang dan pengeluaran yang dijaga secara prudent. Terlebih dengan surplus neraca perdagangan selama 46 bulan berturut-turut —menentang kondisi perlambatan ekonomi global,” ungkap Menkeu dikutip dari laman akun instagram resmi miliknya, Senin (22/04).
Selanjutnya, Menkeu juga menyatakan menyambut baik inisiatif IFC untuk memperluas operasinya di Indonesia. Terutama dengan komitmennya untuk terus menjaga kesejahteraan mereka yang rentan. Hingga saat ini, investasi IFC di Indonesia telah mencapai angka USD9.6 Miliar.
Menkeu berharap, pertemuan bilateral ini kedepannya dapat memperkuat kerja sama antara Indonesia dengan IFC, serta memberikan dampak positif bagi kesejahteraan Indonesia.
”Semoga kerja sama ini dapat terus memberikan jawaban terhadap tantangan perkembangan zaman. Thank you for the talk, Diop..!,” tukasnya.
Sumber: Biro KLI Kementerian Keuangan | Editor: Intoniswan
Tag: Kerja Sama Internasional