Indonesia dan Uni Eropa Kebut Penyelesaian Perjanjian Perdagangan

Ekspor CPO Ke Uni Eropa masih jadi bahasan utama dalam perundingan perdagangan. (Foto: ANTARA/HO-Pelindo 1).

BRUSSEL.NIAGA.ASIA – Indonesia dan Uni Eropa menegaskan kembali komitmen kedua pihak untuk  menyelesaikan  perundingan  Persetujuan  Kemitraan  Ekonomi  Komprehensif  Indonesia-Uni Eropa  (Indonesia-European  Union  Comprehensive  Economic  Partnership  Agreement/IEU-CEPA).

Penegasan   itu   mengemuka   pada   pertemuan   bilateral   antara Direktur   Jenderal   Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono dengan Direktur Jenderal untuk Perdagangan Komisi Eropa Sabine Weyand pada Kamis, (7/12) di Brussels, Belgia.

Pertemuan  dilakukan  di  sela  Perundingan  Putaran  ke-16  IEU-CEPA  yang  berlangsung  pada  4-8 Desember  2023.  Pada  putaran  ini,  Delegasi  Indonesia  dipimpin  Direktur  Perundingan  Bilateral Kemendag, Johni Martha. Sementara Delegasi Uni Eropa (UE) dipimpin oleh Deputy Head of Unit for South and South East Asia, Australia and New ZealandEuropean Comission, Fabien Gehl.

“Kami mendorong kedua kelompok perunding untuk mengintensifkan komunikasi dan pertemuan sehingga seluruh isu  runding  dapat segera  diselesaikan. Meskipun masih ada  permasalahan yang belum terselesaikan, kami yakin kita tetap dapat mencapai kesepakatan yang berkualitas dan saling menguntungkan,”tegas Djatmiko.

Sementara  Johni  mengungkapkan,  pada  putaran  ini,  kedua  tim  perunding  berhasil  mencapai kemajuan dan selangkah lebih dekat menuju penyelesaian.

“Secara umum, kemajuan dicapai di seluruh isu runding, termasuk disepakatinya secara substansial Bab  Penyelesaian  Sengketa.  Bab  tersebut  merupakan  Bab  ke-8  di  bawah  Perundingan  IEU-CEPA yang berhasil disepakati kedua pihak. Kemajuan positif juga terkait Hambatan Teknis Perdagangan dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” jelas Johni.

Terdapat  14  isu  perundingan  yang  dibahas  dalam  putaran  ini.  Isu-isu tersebut  yaitu  perdagangan barang,   klausul   anti-fraud   (antipenipuan),   perdagangan   jasa,   perdagangan   digital,   investasi, penyelesaian    sengketa investasi,    pengadaan    barang/jasa    pemerintah,    perdagangan    dan pembangunan  berkelanjutan,  penyelesaian  sengketa,  ketentuan  institusional,  BUMN,  subsidi, ketentuan asal barang, sistem pangan berkelanjutan, serta hambatan teknis perdagangan.

Johni   juga   mengungkapkan,   kedua   pihak menunjukkan semangat   dan   optimisme   dalam mengakselerasi penyelesaian perundingan.

“Pada putaran ini, saya melihat kedua pihak berdiskusi dengan  semangat  kerja  sama  dan  orientasi  penyelesaian  negosiasi  sebagaimana  ditargetkan PresidenJoko Widodo dan Presiden Ursula von der Leyen, yakni pada 2024,” tambah Johni.

Uni  Eropa  merupakan  salah  satu  mitra  dagang  utama  Indonesia.  Pada  2022,  total  perdagangan Indonesia-Uni Eropa tercatat sebesar USD 33,2 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Uni Eropa tercatat sebesar USD 21,5 miliar,sedangkan impor Indonesia dari Uni Eropa sebesar USD 11,7 miliar.

Ekspor andalan Indonesia ke Uni Eropa pada 2022 adalah minyak kelapa sawit dan fraksinya, asam lemak monokarboksilat industri, batu bara, tembaga, dan alas kaki dengan bagian atas terbuat dari bahan kulit. Sementara impor utama Indonesia dari Uni Eropa adalah pipa dari besi dan baja, obat-obatan, vaksin, mesin pembuat bubur kertas, serta kertas atau karton daur ulang.

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: