Indonesia Dorong  China, Japan, Korea Merevitalisasi Perannya untuk Perdamaian

Menteri Luar negeri RI, Retno Marsudi.

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – ASEAN Ministerial Meeting/Post Ministerial Conference (AMM/PMC) merupakan salah satu mekanisme ASEAN yang memiliki peran penting sebagai convening power, dimana culture of communication, culture of dialogue, terus berusaha dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB, Piagam ASEAN dan Hukum Internasional.

Dalam kaitan ini dan untuk menjaga stabilitas, perdamaian dan ketahanan ekonomi kawasan, beberapa hal yang akan dikedepankan dalam pertemuan AMM/PMC yang akan dimulai 11-14 Juli di Jakrta.

Pertama, memperkuat penegakan prinsip-prinsip di ASEAN Charter dan berbagai tata perilaku seperti TAC, SEANWFZ, maupun AOIP guna terciptanya perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran kawasan.

Kedua, terus memperkuat Confidence Building Measures/CBM sambil mulai memperkuat preventive diplomacy.

“Dalam kaitan ini, saya akan mendorong agar mekanisme China, Japan, Korea dapat direvitalisasi kembali. Mekanisme ini sangat penting bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan,” kata Menteri Luar negeri RI, Retno Marsudi dalam press briefingnya.

Ketiga, mendorong Nuclear Weapon States (NWS) untuk aksesi Protokol Traktat SEANWFZ

Keempat, menyelesaikan Guidelines untuk mempercepat penyelesaian negosiasi Code of Conducts di Laut Cina Selatan.

Kelima,​ menyelesaikan pembentukan ASEAN Maritime Outlook.

Menurut Menlu, Outlook ini akan menjadi dokumen yang sangat strategis untuk memperkuat sinergi dan menghindari duplikasi kerjasama maritime, yang selama ini dilakukan oleh 12 badan sektoral ASEAN dan dan sebagai rujukan negara mitra dalam kerja sama maritim dengan ASEAN.

Keenam, membahas kerja sama konkret dalam rangka memperkuat ketahanan pangan, arsitektur kesehatan kawasan, penguatan kerja sama maritim dan transisi energi termasuk ekosistem kendaraan listrik.

“Hasil pembahasan dari berbagai isu ini akan disampaikan ke KTT ke-43 bulan September mendatang,” katanya.

Ketujuh, untuk pertama kalinya implementasi ASEAN Outlook on the Indo Pacific diarusutamakan dalam pembicaraan dengan negara mitra, dengan fokus pada pembahasan kerjasama konkret.

Prinsip utama dalam AOIP adalah inklusifitas dan membangun kerja sama konkret. Oleh karena itu, ASEAN siap melakukan kerja sama dengan mitra manapun dalam rangka implementasi AOIP dan ini tercermin dalam berbagai dokumen ASEAN dengan mitra baik di tingkat politis maupun tingkat teknis seperti pembuatan kerja sama yang konkret.

“Dalam konteks inilah, pada bulan September nanti akan dilakukan ASEAN-Indo Pacific Infrastructure Forum dalam mengimplementasikan AOIP,” kata Retno.

Kedelapan ,untuk pertama kalinya juga ASEAN meng-engage IORA dan PIF sebagai bagian dari pelaksanaan AOIP untuk menjaga stabilitas dan perdamaian Kawasan.

Engagement dengan IORA dan PIF akan dilakukan pada KTT September nanti. Sedangkan

Roadmap MoU kerja sama sekretariat antara ASEAN sekretariat dengan PIF sekretariat dan terus dimatangkan,” ujar Menlu.

Sebagai tuan rumah dan Ketua ASEAN, Indonesia akan berusaha maksimal agar dialog dan pembahasan selama berlangsungnya AMM/PMC berlangsung konstruktif. Indonesia siap menjembatani semua perbedaan yang muncul dan kita siap mencoba agar pembahasan dapat menghasilkan kerjasama konkret yang akan dapat dibawa ke KTT ke-43 bulan September nanti.

“Tentunya, dukungan negara anggota ASEAN dan negara mitra ASEAN sangat diharapkan,” pungkas Retno.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: